BERITA

Marak Dijual Online, Amankah Penggunaan Alat Tes Swab Antigen Secara Mandiri?

""Sebetulnya secara aturan harus pakai tenaga kesehatan. Tapi kelihatannya di lapangan banyak yang beli sendiri-sendiri, stok di rumah.""

Resky Novianto

Marak Dijual Online, Amankah Penggunaan Alat Tes Swab Antigen Secara Mandiri?
Petugas mengambil sampel tes usap antigen di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (1/7/2021). (Foto: ANTARA/Yulius Satria)

KBR, Jakarta - Alat tes swab antigen Covid-19 marak dijual eceran di internet. Pengguna bisa dengan leluasa menemukannya di beberapa e-commerce besar di tanah air.

Harganya pun sangat terjangkau, bahkan ada yang menjual dibawah Rp50 ribu. Lantas, amankah penggunaan alat tes swab antigen secara mandiri?

Kementerian Kesehatan sebagai regulator yang mengeluarkan izin edar alat tersebut pun angkat suara.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Arianti Anaya mengatakan, pihaknya memastikan produk yang dijual di lapangan, telah mendapat izin edar.

Namun, ia meminta agar penggunaan alat tes swab antigen tidak dilakukan secara mandiri, melainkan harus melibatkan tenaga kesehatan yang profesional.

"(Tes) antigen harus dilakukan oleh tenaga yang sudah terlatih, mendapat pelatihan untuk tracing. Karena, kalau yang melakukannya tidak memiliki kemampuan, bisa saja terjadi kesalahan," ujar Arianti seperti dilansir Kompas TV, Kamis (1/7/2021).

Arianti menambahkan, Kemenkes hanya melakukan pelatihan tes antigen kepada tenaga kesehatan di klinik, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

Karena itu, Ia berharap masyarakat tidak melakukannya secara mandiri. Menurutnya, hal itu sangat berbahaya. Selain itu, hasilnya butuh divalidasi oleh Kementerian Kesehatan.

PT Itama Ranoraya sebagai salah salah satu distributor alat kesehatan di tanah air ikut berkomentar, terkait penjualan alat swab antigen Covid-19 di internet.

Direktur Keuangan PT Itama Ranoraya, Pratoto Raharjo mengatakan perusahaannya menjual stok alat test swab antigen ke rumah sakit, klinik, maupun subdistributor atau agen di daerah. Perusahannya menjual dua jenis alat swab antigen, yakni antigen nasofaring dan nasal.

"Kita bawa merk Abbott Panbio, itu salah satu yang direkomendasikan WHO. Jadi WHO hanya merekomendasikan dua merk, satunya kita bawa. Itu ada dua, swab antigen nasofaring dan satunya swab antigen nasal. Kalau secara stok, PT Itama ini boleh dibilang ditunjuk oleh Abbott, sebagai distributor utama di Indonesia. Jadi kita selain menjual ke rumah sakit, klinik, ada beberapa subdis atau agen juga di daerah yang membeli ke kita. Ada yang melayani per area," ujar Pratoto kepada KBR, Kamis (1/7/2021).

Meski dijual bebas di pasaran, Pratoto meminta masyarakat tidak melakukan tes swab antigen Covid-19 secara mandiri. Pengetesan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dengan peralatan memadai.

"Sebetulnya secara aturan harus pakai tenaga kesehatan. Tapi kelihatannya di lapangan banyak yang beli sendiri-sendiri, stok di rumah. Karena kan hanya untuk mengetahui pas badan tidak enak atau apa. Tapi secara aturan, yang melakukan harusnya tetap nakes dengan peralatan lengkap. Takutnya salah cara mengetesnya, itu yang belum pengalaman di situ," tuturnya.

Membahayakan

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menyebut tes swab antigen tidak direkomendasikan untuk dilakukan secara mandiri.

Menurutnya kesalahan penggunaan alat tes tersebut, dapat menyebabkan hasil tidak akurat.

"Kalau dikerjakan sendiri, beli sendiri, kerja sendiri, ngambil sampelnya bisa salah. Kalau sampelnya salah, hasilnya tidak bisa dipercaya. Orangnya tidak terlatih, jadi misalnya karena tidak punya pengalaman, tidak bisa dipercaya hasilnya. Itu kan yang menginterpretasi orang itu sendiri yang tidak punya pendidikan (kesehatan)," ujar Zubairi Kepada KBR, Kamis (1/7/2021).

Zubairi mengatakan pengunaan alat tes swab antigen sangat membahayakan, bila dikerjakan oleh orang yang tidak kompeten.

Ia meminta masyarakat tidak mengambil risiko, dengan membeli alat tes swab antigen online dan menggunakannya secara mandiri.

Hal senada disampaikan Ketua Yayasan Perlindungan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) dokter Marius Widjajarta.

Ia mengatakan, penggunaan alat tes swab antigen harus melibatkan tenaga profesional. Ia pun mengkhawatirkan produk yang dijual tidak steril dan terjamin mutunya.

"Jadi masyarakat jangan beli deh, karena itu yang melaksanakan harus orang profesional. Alat kesehatan tidak boleh dijual bebas, seperti obat harus ada resep dokter. Itu pengawasannya lemah, saya minta BPOM perhatikan ini. Saya minta yang namanya tidak boleh pakai online, harus dengan resep dokter," tutur Marius kepada KBR, Kamis (1/7/2021).\

Marius menambahkan, alat tes antigen Covid-19 tidak bisa digunakan sembarangan oleh orang awam. Perlu pengawasan ketat di lapangan agar alat tersebut tidak dijual bebas.

Ia pun mengimbau masyarakat tidak coba-coba menggunakan alat tes swab antigen secara mandiri.

Editor: Agus Luqman

  • COVID-19
  • pandemi
  • vaksinasi
  • tes swab antigen
  • IDI
  • alat kesehatan
  • tenaga kesehatan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!