HEADLINE

Tumpahan Minyak di Karawang, Ini Fokus Pertamina

Tumpahan Minyak di Karawang, Ini Fokus Pertamina

KBR, Jakarta-  Pertamina tengah fokus menangani  dampak kebocoran sumur YYA-I yang mengakibatkan tumpahan minyak  di sekitar anjungan lepas pantai YY Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ).  Juru Bicara Pertamina Fajriyah Usman mengatakan Pertamina akan bertanggung jawab terhadap dampak   lingkungan  akibat kebocoran ini.

Kata Fajriyah, Pertamina   tengah mendata kerugian yang didapat oleh  masyarakat terdampak.

"Saluran komunikasinya jadi di sana  ada tempat untuk pengaduan masyarakat kita sudah sampaikan form-nya kita sudah sampaikan bagaimana alur selanjutnya. Intinya kita akan responsible ya untuk hal ini. Kita akan mendata dulu siapa yang terkena terdampak. Kemudian misalnya kalau nelayan seperti apa. Apa yang dia rugi kalau misalnya daerah wisata juga apa yang rugi dan berapa potensinya dan sebagainya. Dan itu kan nanti kan diverifikasi juga oleh misalnya Kades yang memang lebih mengetahui kondisi di komunitas tersebut," kata Fajriyah saat dihubungi KBR, Senin (29/7/19).


Untuk menangani tumpahan minyak, saat ini kata Fajriyah Pertamina membentangkan 2000 meter Static Oil Boom untuk menahan penyebaran tumpahan minyak. Selain itu 5 unit Giant Octopus Skimmer digunakan untuk mengangkat tumpahan minyak yang sudah tertampung.

Fajriyah mengatakan Pertamina juga membuka posko pengaduan masyarakat yang merasa mengalami kerugian dan posko kesehatan di  Karawang. Ia menyebut butuh waktu sekitar delapan minggu sejak 25 Juli 2019 bagi Pertamina untuk menghentikan sumber gas dan tumpahan minyak.

Fajriyah menyebut, Pertamina berkomitmen memulihkan laut yang terkena dampak percemaran setelah berhasil menangani sumurnya terlebih dahulu.  Ketika ditanya soal kemungkinan Pertamina diganjar sanksi oleh pemerintah, Fajriyah mengatakan Pertamina akan terlebih dahulu menangani dampak dari kejadian ini. Kata dia, kejadian tumpahan minyak yang bukan pertama kalinya terjadi oleh Pertamina ini akan dijadikan pelajaran bagi Pertamina kedepannya.

"Kami responsible dan kami selalu berkoordinasi dengan pemerintah yang melalui KLHK, ESDM dan sebagainya untuk penanganan hal ini. Namun semuanya nanti kita lihat prosesnya seperti apa. Namun yang jelas sekarang fokus kami adalah sesegera mungkin bisa menangani  sumur dan juga dampak yang terjadi di lingkungan," pungkasnya.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan berjanji akan terus mengawasi kinerja Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dalam menangani tumpahan minyak di perairan Karawang, Jawa Barat, dua pekan lalu. Luhut menyebut, Pertamina sudah berkomitmen menyelesaikan semua masalah yang ditumbulkan tumpahan minyaknya. 

Kata Luhut, Pertamina akan memberikan kompensasi   kerugian yang dialami oleh nelayan Karawang.

"Tadi sudah diatasi dengan baik, saya kira. Kemarin Direktur Hulunya, Jumat, sudah, informed saya bahwa mereka hired perusahaan penanggulangan bencana yang terkenal itu, yang menangani Gulf of Mexico. Saya kira sudah ditangani dengan baik. Kejadian kecelakaan ini kan bisa terjadi di mana saja. (Soal kerugian yang dialami nelayan?) Iya, justru itu. Jadi semua akan dikasih, dibayar kompensasinya oleh mereka," kata Luhut di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (29/07/2019).


Luhut mengatakan, langkah awal Pertamina untuk menangani tumpahan minyak sudah bagus. Terutama dengan pelibatan perusahaan profesional dari Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia, dan menggunakan berbagai peralatan canggih. Ia meyakini, semua tumpahan minyak di laut, bisa segera teratasi oleh Pertamina dan OSCT.


Pada 12 Juli 2019, terjadi kebocoran gas dan minyak di sumur bor YYA-1 wilayah offshore ONWJ. Dalam beberapa hari, lapisan minyak terus meluas, hingga mendekati garis pantai Karawang.

Pertamina terus mengintensifkan penanganan operasi pasca-peristiwa tumpahan minyak (oil spill) di sekitar anjungan lepas pantai YY PHE ONWJ dengan memasang 5 (lima) unit Giant Octopus Skimmer dan membentang 5 x 400 meter Static Oil Boom di sekitar anjungan YY di wilayah Karawang Jawa Barat.

Strategi ini dinilai  efektif untuk saat ini. Static Oil Boom mampu menahan penyebaran, sedangkan Giant Octopus Skimmer digunakan untuk mengangkat tumpahan minyak yang tertampung di Static Oil Boom tersebut.


Editor: Rony Sitanggang

  • luhut panjaitan
  • PHE ONWJ
  • oil spill
  • tumpahan minyak

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!