BERITA

Tim Bentukan Kapolri Gagal Ungkap Kasus Novel, Presiden Didesak Bentuk TGPF Independen

Tim Bentukan Kapolri Gagal Ungkap Kasus Novel, Presiden Didesak Bentuk TGPF Independen

KBR, Jakarta- Amnesty Internasional Indonesia (AII) mempersiapkan sejumlah strategi untuk mendesak Presiden Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) independen untuk kasus Novel Baswedan. Manajer Kampanye Hak Asasi AII, Puri Kencana Putri mengatakan, aksi-aksi di depan istana akan dilakukan secara aktif.

Ia mencontohkan, akan ada aksi berkelanjutan dan rencana-rencana lain yang masih terus digodok bersama teman-teman koalisi kasus Novel Baswedan.

"Yang pasti, semua target advokasi akan diarahkan pada Istana Kepresidenan karena memang yang kita butuhkan adalah figur presiden sebagai kepala negara untuk melakukan langkah-langkah konkret. Kita sudah mulai dari dulu, sudah mulai mengumpulkan petisi, sudah ada 200 ribu lebih yang menandatangani petisi untuk Novel Baswedan. Ya, karena kalau kita berharap kepada kepolisian, ya tentu saja kita akan tetap jalan di tempat. Kita bukan tidak percaya dengan polisi, tetapi hasil membuktikan demikian," kata Puri Kencana Putri kepada KBR, Kamis (18/7/2019).

Puri melanjutkan, mulai Juli ini juga AII akan mulai bergerak aktif menjalankan rencana-rencana untuk mendesakkan pembentukan TGPF independen kasus Novel Baswedan. Puri menyatakan berencana menggerakkan kepedulian pemerintah dan masyarakat untuk mendukung pembentukan TGPF Independen melalu media massa dan media sosial. Menurut Puri, presiden dan masyarakat harus peduli dengan kasus-kasus Hak Asasi Manusia.

Puri mengatakan, AII terus berkomunikasi dengan Novel Baswedan untuk mendesak Presiden Joko Widodo membentuk TGPF independen. Namun, Puri mengatakan, Novel sedang dalam keadaan kecewa karena TGPF bentukan Polri yang tidak dapat menuntaskan kasus penyiraman air keras kepada dirinya.

Editor: Fadli Gaper

  • TGPF Independen
  • Novel Baswedan
  • Amnesty Internasional Indonesia
  • Puri Kencana Putri

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!