HEADLINE

Senin Besok, Korban Vaksin Palsu RSIA Sayang Bunda Terima Rekam Medik

"Korban vaksin palsu di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Bunda, Bekasi baru bisa mendapatkan rekam medik pada Senin (18/7/2016) besok."

Yudi Rachman

Senin Besok, Korban Vaksin Palsu RSIA Sayang Bunda Terima Rekam Medik
Daftar rumah sakit yang menerima vaksin palsu. (Foto: Antara)

KBR, Jakarta - Korban vaksin palsu di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Bunda, Bekasi baru bisa mendapatkan rekam medik pada Senin (18/7/2016) besok. Keputusan ini merupakan kesepakatan antara pengelola RSIA Sayang Bunda dengan perwakilan orangtua korban.

Koordinator Forum Keluarga Korban Vaksin Palsu RSIA Sayang Bunda, Teja Yulianto mengatakan, hasil rekam medik akan diberikan langsung oleh direktur utama rumah sakit. Data rekam medik itu di antaranya berisi identitas pasien dan jenis vaksin yang diberikan.

"Hari Senin akan ada pertemuan jam 2 siang. Untuk rekam medik semuanya, akan diberikan tadi direktur utama semuanya hadir. Nanti hari Senin yang bisa memberikan penjelasan lebih jelas," kata Teja Yulianto kepada KBR.

Baca Juga:

Pertemuan besok, lanjut Teja, juga akan membahas soal rencana vaksinasi ulang.

Sebelumnya, orangtua korban vaksin palsu di RSIA Sayang Bunda kembali mendatangi rumah sakit pada Sabtu (16/7/2016) kemarin. Kedatangan mereka untuk meminta pertanggungjawaban manajemen dan mengambil data rekam medik anak. Para orangtua meminta data tersebut untuk menentukan langkah selanjutnya, sekaligus mengetahui dampak vaksin terhadap kesehatan sang buah hati.

Dalam pertemuan itu, sempat terjadi kisruh antara pengelola dan keluarga korban. Kericuhan lantas dilerai petugas polisi setempat yang berjaga di rumah sakit.




Editor: Nurika Manan

  • vaksin palsu
  • RSIA Sayang Bunda
  • Teja Yulianto
  • korban vaksin palsu

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!