BERITA

Mabes Polri Sebar Instruksi Larangan Main Pokemon Go di Seluruh Markas Polisi

Mabes Polri Sebar Instruksi Larangan Main Pokemon Go di Seluruh Markas Polisi



KBR, Jakarta - Markas Besar Kepolisian RI melarang setiap orang bermain permainan berbasis lokasi "Pokemon Go" di markas polisi.

Juru bicara Mabes Polri, Boy Rafli Amar mengatakan, surat telegram tentang larangan ini sudah disebar ke seluruh markas kepolisian di Indonesia.


"Kepada anggota diberi penekanan untuk mewaspadai ada pihak-pihak yang memanfaatkan momen-momen tertentu bermain Pokemon Go untuk tujuan lain," kata Boy di Mabes Polri, Rabu (20/7/2016).


Baca: Dilarang Main Pokemon Go di Istana


Boy menjelaskan, sampai saat ini polisi masih menjadi salah satu taget aksi terorisme. Karena itu Polri berusaha mencegah adanya serangan teror ke markas polisi dengan modus berpura-pura mencari pokemon.


"Karena kita tahu kondisi saat ini, seluruh anggota kepolisian diperintahkan untuk meningkatkan kewaspadaan atas ancaman orang yang tak dikenal," ujar Boy.


Baca: Kenapa Dunia Tergila-gila dengan Pokemon Go?

Selain melarang perburuan Pokemon di markas polisi, Boy Mengatakan, seluruh anggota polisi juga dilarang bermain game Pokemon Go saat bertugas. Hal ini agar tidak mengganggu pelayanan terhadap masyarakat serta menjaga konsentrasi polisi yang bertugas.


"Kalau saat tidak berdinas dan tidak berada di lingkungan kantor, itu pilihan masing masing," pungkasnya.


Sebelumnya, petinggi militer juga melarang lokasi-lokasi strategis seperti instalasi militer digunakan sebagai lokasi bermain Pokemon Go.


Baca: Dengan Alasan Proxy War, Kodam Siliwangi Larang Game Pokemon Go

Editor: Agus Luqman

 

  • Pokemon Go
  • lokasi terlarang bermain Pokemon Go
  • demam Pokemon Go
  • terorisme
  • aksi terorisme
  • bom bunuh diri

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!