BERITA

6 Jenazah Korban Kapal Karam Dipulangkan ke Indonesia

6 Jenazah Korban Kapal Karam Dipulangkan ke Indonesia

KBR, Jakarta- Sebanyak 6 jenazah korban kapal karam di perairan Pantai Batu Layar, Kota Tinggi hari ini, Rabu (27/07/2016), dipulangkan ke Indonesia. Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, mereka akan diterbangkan dari Malaysia pada penerbangan pagi, siang dan sore menuju daerah masing-masing.

"Yolan Alindasera (perempuan) asal Belu, NTT, dipulangkan tgl 27 Juli 2016 KL-Jakarta flight GA821. Bayi perempuan dari Yolan Alindasera, turut dipulangkan bersama Ibunya dalam satu peti," jelas Lalu Muhammad Iqbal melalui rilisnya.


Lalu Muhammad Iqbal menambahkan keempat jenazah lainnya yaitu Trisha Manullang (Medan, Sumatera Utara), Rusida (Madura, Jawa Timur), Ernawati alias Fatimah (Belawan, Sumatera Utara) dan Sakmah (Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat).


Jumlah warga Indonesia yang tewas akibat perahu tenggelam di perairan Johor Malaysia bertambah menjadi 13 orang. Perahu itu sebelumnya ditumpangi sekitar 60 orang warga Indonesia yang disebut-sebut sebagai imigran tanpa dokumen di Malaysia.


Konsulat Jenderal RI di Johor Bahru, Malaysia mengatakan identifikasi terhadap jenazah korban kapal karam di perairan Pantai Batu Layar, Kota Tinggi masih sulit dilakukan. Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial Budaya Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru, Malaysia Dewi Lestari mengatakan identifikasi terkendala tidak adanya tanda pengenal yang dapat dijadikan rujukan.


KJRI kemungkinan akan mendatangkan tim identifikasi korban dari Mabes Polri jika nantinya jenazah lain tak bisa diidentifikasi. Hal ini seperti yang dilakukan KJRI Johor Baru pada kasus kapal karam di Malaysia pada Januari lalu.

Editor: Dimas Rizky

  • kapal karam
  • wni
  • Malaysia

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!