BERITA

OC Kaligis Ajukan Praperadilan

"Anggota kuasa hukum OC Kaligis, Afrian Bondjol mengatakan, pihaknya menilai KPK melakukan pelanggaran prosedur dalam melakukan pemanggilan, penahanan dan penetapan tersangka. "

OC Kaligis Ajukan Praperadilan
OC Kaligis. Foto: Antara

KBR, Jakarta - Pengacara tersangka suap Hakim PTUN Medan, Otto Cornelis Kaligis layangkan gugatan praperadilan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kuasa hukum OC Kaligis, Afrian Bondjol menilai KPK langgar prosedur panggilan pemeriksaan, penahanan dan penetapan tersangka.

Dia menjelaskan, KPK melakukan pemanggilan pada 13 Juli, namun surat baru diterima pengacara kondang ini di hari yang sama. Padahal surat  tersebut seharusnya dilayangkan tiga hari sebelum tanggal pemeriksaan.


Selain itu, KPK juga diklaim  tidak menunjukkan surat penangkapan pada saat menjemput paksa Kaligis. KPK juga melarang kuasa hukum dan keluarga mengunjungi OC Kaligis.  


"Penetapan tersangka sendiri, Pak Kaligis belum pernah diperiksa, ujug-ujug langsung penetapan tersangka. Jadi dari beberapa tindakan yang menurut pendapat hukum kita, itu menyalahi prosedur KUH Pidana yang berlaku, kita akan ajukan konfirm setelah kami berkonsultasi dengan Pak Kaligis, Insya Allah dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya, kita akan daftarkan praperadilan," kata Afrian Bondjol di KPK, (23/7/2015).


Afrian Bondjol menambahkan, kliennya juga akan akan melaporkan KPK ke Bareskrim Polri dan Komnas HAM, masing-masing atas dugaan perampasan kemerdekaan dan pelanggaran HAM.


Namun saat ditanya materi perkara, seperti hubungan antara OC Kaligis dengan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho dan istrinya, Evi Susanti, Afrian tolak menjawab. Ia menegaskan OC Kaligis tidak terlibat dalam penyuapan tiga hakim tata usaha negara Medan. 

  • OC Kaligis
  • Kasus Suap
  • KPK
  • OC Kaligis Tersangka

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!