BERITA
Mensos Pastikan Ketersediaan Logistik Pengungsi Rusuh Tolikara
"Selain bantuan logistik, pengungsi juga akan mendapat uang jaminan hidup sebesar 20 ribu per hari. "
Ninik Yuniati
KBR, Jakarta - Sebanyak 153 orang pengungsi korban rusuh di
Tolikara Papua di tempatkan di dua lokasi. Menteri Sosial Khofifah Indar
Parawansa mengatakan, dua lokasi pengungsian berada di dekat kantor
Koramil dan Polres Tolikara. Khofifah akan mendatangi lokasi tersebut
Rabu mendatang, guna memastikan ketersediaan logistik bagi para
pengungsi. Selain bantuan logistik, pengungsi juga akan mendapat uang
jaminan hidup sebesar 20 ribu per hari.
"Rabu
Insya Allah saya ke Tolikara, karena memang hal-hal yang terkait dengan
dampak dari bencana sosial itu tugas Kementerian Sosial. Ada 153 yang
terkonfirmasi mereka ada di dua titik pengungsian. Saya sudah
mengkomunikasikan dengan kapolri bahwa mereka yang ada di dua titik
pengungsian itu logistiknya aman, maka saya juga ingin ke sana Rabu,
untuk memastikan bahwa ini aman," kata Khofifah di rumah dinasnya, di
Widya Chandra, (20/7/2015).
Menteri Sosial Khofifah Indar
Parawansa menambahkan, warga yang rukonya terbakar juga akan diberikan
dana perbaikan. Kata dia, aparat TNI mengaku telah siap membantu
pembangunan kembali ruko-ruko tersebut. Menurutnya, ruko yang terbakar
bukan hanya miliki warga Muslim, tetapi juga warga asli Tolikara yang
beragama Kristen. Insiden di Tolikara Jumat lalu, menyebabkan 69 ruko
terbakar, dan menyebabkan 38 Keluarga atau 153 orang mengungsi.
"Kalau ada di antaranya mereka yang rukonya terbakar, sesuai SOP di Kementerian Sosial. Ada hak mereka mendapatkan renovasi dari ruko. Aparat TNI sudah siap membangun kalau bahan bakunya siap," lanjutnya.
Editor: Rony Sitanggang
- Kerusuhan Tolikara
- Korban Tolikara
- Bantuan Logistik Tolikara
- konflik Tolikara
- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!