BERITA

Kasus Aktivis ICW, Buwas : Jalan Terus, Dewan Pers Jangan Ikut Campur

"Kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan oleh Pakar hukum pidana, Romli Atmasasmita pada dua aktivis anti korupsi, Emerson Yuntho dan Adnan Topan Husodo tetap diproses."

Ade Irmansyah

Pakar hukum pidana, Romli Atmasasmita. Foto: Antara
Pakar hukum pidana, Romli Atmasasmita. Foto: Antara

KBR,Jakarta- Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) tetap memproses kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan pakar hukum pidana, Romli Atmasasmita kepada dua aktivis anti korupsi, Emerson Yuntho dan Adnan Topan Husodo. Padahal sebelumnya, Dewan Pers telah memberikan surat rekomendasi penghentian kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan Romli ke Bareskrim Polri karena dianggap bukan sebuah tindak pidana.

Kepala Bareskrim, Budi Waseso mengatakan, pihaknya memiliki bukti yang cukup kuat untuk buktikan kasus tersebut merupakan tindak pidana. Kata dia, pihaknya dalam waktu dekat bakal memeriksa terlapor.

“Itu kan bukan harus dewan pers. Apa hubungannya apa kewenangannya kan dia sebagai terlapor jadi ikuti saja lah. Terakhir mereka minta penangguhan, nggak ada itu, terus lanjut. Masa kita diatur. Emang boleh dia ICW ngatur penyelidikan, tidak boleh, lembaga manapun juga tidak boleh. Makanya itu saya bilang, kita harus profesional. Tidak boleh membeda-bedakan. (Berarti ada pemanggilan selanjutnya pak?) Iya sudah, (Kapan?) Nggk tau saya tetapi sudah dibuat penyidik," Ujarnya kepada Wartawan di Kantor Bareskrim Mabes Polri.

Kepala Bareskrim, Budi Waseso menambahkan, pihaknya tidak mau berandai-andai terkait penetapan tersangka dalam waktu dekat kepada terlapor. Kata dia, putusan dewan pers tidak akan menggugurkan proses pidana di kepolisian. 

Editor: Malika

  • Romli Atmasasmita
  • kasus pencemaran nama baik KY
  • Pakar hukum pidana
  • Emerson Yuntho
  • Adnan Topan Husodo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!