BERITA

Ini Langkah-langkah Jokowi Atasi Kekeringan

"Presiden Joko Widodo menyatakan masalah kekeringan dan gagal panen yang terjadi di sejumlah daerah akan ditanggulangi dengan pembangunan waduk dan embung."

Aisyah Khairunnisa

Ini Langkah-langkah Jokowi Atasi Kekeringan
Presiden Joko Widodo (Foto: Khusnul)

KBR,Jakarta- Presiden Joko Widodo menyatakan masalah kekeringan dan gagal panen yang terjadi di sejumlah daerah akan ditanggulangi dengan pembangunan waduk dan embung. Kata Jokowi, pemerintah dalam lima tahun ke depan ingin membangun sekitar  49 waduk. Tujuh waduk diantaranya berada di NTT. 

"Kuncinya apa? Ya air. Air itu di mana? Ya dibuatin waduk, dibuatin embung, irigasi. Kalau ngga ada itu ya mau nanem apa? Kuncinya ada di situ. Kenaikan produksi itu ada kalau kita bisa memperbanyak waduk, memperbanyak embung, memperbaiki irigasi menuju ke sawah dan perkebunan. Saya kira kuncinya di situ. Jadi ada musim apapun, ada El Nino, ada kemarau panjang, tampungan air ada ya sudah," kata Jokowi di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat (31/7/2015). "Tapi sekali lagi, butuh waktu," ujarnya menegaskan. 

Jokowi menambahkan, tidak adanya waduk membuat daerah pertanian yang kering seperti NTT dalam keadaan stagnan selama bertahun-tahun. Selain waduk, Jokowi berencana membangun ribuan embung (cekungan penampung) untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan. Dengan langkah itu maka air yang melimpah saat musim hujan akan tertampung dan dialirkan ke pertanian dan perkebunan warga.  

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)menyebutkan setidaknya ada   526  kecamatan yang mengalami kekeringan. BNPB juga memperkirakan ada 25 ribu hektar sawah puso dan 200 ribu hektar pertanian rawan kekeringan.


Editor: Rony Sitanggang

  • kekeringan
  • embung
  • waduk
  • Presiden Joko Widodo
  • elnino
  • kemarau

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!