NASIONAL

Pengamat: Konsolidasi Awal Pemerintahan Jokowi Berimbas pada Pasar

"Membangun kekompakan politik dalam pemerintahan yang baru menjadi pekerjaan awal Presiden Terpilih Joko Widodo."

Novaeny Wulandari

Pengamat: Konsolidasi Awal Pemerintahan Jokowi Berimbas pada Pasar
Konsolidasi Awal Pemerintahan, Jokowi

KBR, Jakarta – Membangun kekompakan politik dalam pemerintahan yang baru menjadi pekerjaan awal Presiden Terpilih Joko Widodo.

Menurut pengamat bursa dari Aspirasi Indonesia Research Institute (AIR Inti), Yanuar Rizki, jika Jokowi tidak mampu mewujudkan hal itu akan berimbas pada munculnya isu-isu yang akan dimanfaatkan oleh pasar modal untuk menarik keuntungan.

“Bukan masalah pasar percaya atau tidak percaya. Tapi pasar dalam rangka mereka mengambil proses packing yang besar. Jadi artinya apa, yang harus dilakukan pertama memang konsolidasi politik tapi dengan peristiwa seperti ini konsolidasi politik tidak mudah,” ujar Yanuar Riski dalam perbincangan Sarapan Pagi di KBR, Rabu (23/7).

Selain kekompakan dengan pengusung di pemerintahan, kerja sama dengan Gubernur Bank Indonesia juga sangat penting.

“Kedua adalah bagaimana besok kepala negara secara cepat, bisa melakukan harmonisasi dengan Gubernur BI. Karena Gubernur BI di luar pemerintahan, Nah dalam posisi Gubernur BI dan pemerintah disitu ada variabel yang disebut moderat," kata Yanuar.

Sementara, terkait naik turunnya saham belakangan, kata dia, tidak berkaitan dengan terpilihnya Joko Widodo sebagai calon presiden terpilih. Menurut Rizki, isu Jokowi didukung oleh pasar tidaklah tepat. Sebab para investor selalu melakukan penjualan saham (short selling) setiap harinya.

"Tujuh hari short jual di atas beli di bawah, terus muter bolak-balik. Jadi itu yang harus dipandang dulu, kalau kita mengkait-kaitkan ini dengan misalnya Pak Jokowi yang sudah terpilih oleh KPU. saya kasihan nanti pemerintahan Pak Jokowi missing the issue (salah persepsi, red.). Jadi akhirnya dia tersandera dengan sesuatu yang dirinya tidak memahami kok begini terus," ujar Yanuar.

Sebelumnya beberapa pihak beranggapan kemenangan Jokowi didukung oleh pasar. Bahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lumayan pada Selasa siang kemarin (22/7) menyusul pernyataan Prabowo Subianto yang menolak hasil Pilpres 2014. Selain itu para investor langsung melakukan aksi jual lantaran tidak ada kepastian kondisi politik di Tanah Air. Sementara itu nilai tukar rupiah juga ikut melemah pada Selasa sore kemarin, yaitu sebesar 0,57 persen menjadi Rp11.637 per dollar AS.

Editor: Anto Sidharta

  • Konsolidasi Awal Pemerintahan
  • Jokowi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!