NASIONAL

Penelitian Digimed: Wajah Capres di Media Sosial

"Jakarta "

Eky Wahyudi

Penelitian Digimed:  Wajah Capres di Media Sosial
penelitian, capres, sosmed

 

KBR, Jakarta – Kampanye yang dilakukan para Capres dan Cawapres melalui media sosial dalam Pilpres 2014 dianggap efektif untuk meraih suara. 2 media sosial yaitu facebook dan twitter dianggap bisa menjadi media untuk melakukan komunikasi politik dengan publik.

Direktur Digimed consulting, Aidil Muladha menjelaskan dari penelitian tentang “ Wajah Kampanye Pilpres Pada Media Sosial 2014” ini terlihat bahwa daya tarik pasangan Jokowi-JK terutama terletak pada figur keduanya.  Sementara, daya tarik utama pasangan Prabowo-Hatta terletak pada karakter yang ditonjolkan.

Dijelaskan, fenomena yang menarik untuk diperhatikan dalam kampanye melalui media sosial kali ini adalah maraknya kampanye hitam dan fitnah, baik kepada pasangan Jokowi-JK maupun Prabowo Hatta.

Berbagai isue dengan berbagai keyword atau kata kunci muncul di media sosial sebagai kampanye hitam. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Digimed di facebook dan twitter muncul berbagai keyword untuk menyerang masing-masing kandidat Capres-Cawapres.

Kampanye hitam dan fitnah untuk pasangan Prabowo Hatta di Facebook di dominasi isu prahara (27%), presiden kuda (26%), dan Orba (26%). Untuk kampanye hitam dan fitnah untuk Jokowi-JK di facebook adalah tua(26%), pencitraan (17%) dan Capres boneka (21%).

Untuk isue yang kampanye hitam di twitter,untuk pasangan Prabowo-Hatta adalah isu nazi (25%),orde baru (17%),dan Prahara (13%). Sedangkan Jokowi-JK adalah tua (22%), komunis (21%) dan pencitraan (19%).

Menanggapi hasil riset tersebut, Dosen Swiss German University & kandidat Doktor dari Murdoch University, Muninggar Sri Saraswati menuturkan, bahwa ketatnya persaingan antara kedua pasang Capres dan Cawapres mengindikasikan 2 perubahan dalam sejarah kampanye politik di Indonesia yaitu media sosial sudah bisa disejajarkan dengan media mainstream di Indonesia.

"Media sosial sebagai ruang kampanye baru yang dianggap sejajar dengan media tradisional seperti televisi, media cetak dan radio," kata Muninggar.




Editor: Luviana

  • penelitian
  • capres
  • sosmed

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!