Article Image

NASIONAL

Sandwich Generation Capai Financial Freedom? Bisa dong!

"Financial Freedom jadi salah satu mimpi sandwich generation. Budi Hikmat berbagi resep sukses jadi generasi terjepit ini. "

Rabu 07 Jun 2023, 23.35 WIB

KBR, Jakarta - Merdeka finansial (financial freedom) jadi impian semua orang. Namun, bagi mereka para generasi sandwich (sandwich generation), mungkin merasa itu semata angan-angan. Seketika sadar begitu teringat antrean bermacam kebutuhan untuk orang tua, istri/suami, anak, bahkan sanak saudara lain. 

Bisa ga sih sandwich generation hidup sejahtera, sampai level financial freedom?

Chief Economist Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat, memberikan jawaban positif. Dengan strategi keuangan yang cerdas, sandwich generation bisa kok sejahtera. Apalagi, banyak yang sadar tentang pentingnya perencanaan keuangan. 

“Generasi sandwich apalagi pasca-Covid, umumnya memiliki awareness. Jadi mereka ingin lebih baik dari orang tua dan ingin anaknya lebih baik dari mereka,” kata Budi yang juga bagian dari sandwich generation.

Berstatus sandwich generation jelas berat dan penuh liku. Teorinya mudah, tapi praktiknya susah. Gaya hidup mesti dikontrol, emosi harus dikelola biar tetap rasional, dan kudu sabar. Mulailah pangkas latte effect.

"Kalau di luar negeri, orang (kan) nyeruput latte mungkin lima kali sehari, bisa dikurangi jadi dua. Yang tiganya bisa dikumpulkan selama satu bulan untuk beli asuransi dan investasi. Jadi, latte effect itu bisa gadget, bisa dugem, bisa jilbab yang kebanyakan. Banyak pengeluaran-pengeluaran kecil," ujar Budi.

Sebaiknya, buang opsi paylater, kata Budi. Di awal, terapkan spend the money wisely, agar nanti bisa spend the money happily

"Membiayai masa depan dengan investasi itu sengsara membawa nikmat. Ubah dari paradigma financing life to paying life. Kalau financing life, kita nggak punya dana, terpaksa ngutang. Tapi kalau paying life, kita produktif. Awalnya memang kita boleh dibilang cermat, hemat, cenderung pelit," imbuhnya. 

Baca juga:

Cerdik Kelola Duit, Setop Wariskan Generasi Sandwich

Napas Panjang untuk Persiapkan Dana Pendidikan Anak

Budi Hikmat menyebut sandwich generation mesti merasionalisasi belanja, meningkatkan pendapatan, dan hindari berutang. (Foto: dokumen pribadi)

Budi punya terobosan untuk menjembatani problem orang tua soal likuiditas dan anak yang butuh aset. 

"Banyak orang tua kaya namun kurang sejahtera. Kayanya itu karena dia punya aset, kurang sejahtera karena dia nggak punya liquidity,"  ujar Budi yang juga founder Komunitas Nabi Yusuf ini. 

Bersama orang tuanya, Budi mengubah paradigma dan skema tentang warisan. Hal serupa juga ditanamkan Budi kepada anak-anaknya. 

"Ada baiknya kita tidak mengesankan kepada anak, bahwa mereka akan dapat warisan. Orang tua saya tuh menjual aset ke saya dengan cicilan. Orang tua butuh cash flow, butuh buah, anak-anak bisa punya aset, punya pohon,"  jelas lulusan National University of Singapore ini.

Tumpukan beban sandwich generation bisa makin tebal jika harus ikut menopang sanak saudara. Budi menyarankan agar bersikap tegas dan memilah jenis bantuan apa yang tepat diberikan.  

“Keponakan yang punya talent, pintar gambar, dia juara, saya belikan krayon. Saya tegas kepada diri sendiri, kenapa saya nggak bisa tegas sama orang lain?” ujar Budi.

Budi menekankan menjadi sandwich generation bisa menjadi ladang kemuliaan, asalkan mampu mengelolanya. 

“Akan terpuji setelah teruji. Kalau kita berhasil, tandanya orang tua kita yang berhasil. Dan kita disebut berhasil kalau anak-anak kita better," pungkas Budi. 

Dengarkan penjelasan menarik tentang strategi mencapai financial freedom buat sandwich generation bersama Chief Economist Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat di Uang Bicara episode Sandwich Generation Capai Financial Freedom? Bisa dong! di KBR Prime, Spotify, Apple Podcast, dan platform mendengarkan podcast lainnya.