NASIONAL

FOMO Sapiens: Dari Perkara Anak Dipolisikan Pemkot Jambi Hingga Menyoal Gaya dan Biaya

"Bagaimana perlindungan pada anak yang terancam UU ITE seperti pada SFA? Lainnya, perkara orisinalitas dalam dunia fesyen."

Aika Renata

FOMO Sapiens Bahas soal Pemkot Jambi Polisikan Anak karena kritik soal jalan rusak
Ilustrasi: highlight berita sepekan. (FOTO/KBR)

KBR, Jakarta – Pelaporan atas video viral Siswa SMP, SFA yang mengkritik Pemerintah Kota Jambi akhirnya dicabut. Perkara yang dilaporkan oleh Kabag Hukum Setda Kota Jambi, Gempa Awaljon dengan Pasal 28 ayat (2) dan 27 ayat (3) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) itu pun berakhir damai. Namun, apakah ini menyelesaikan masalah? Bagaimana Lebih lanjut dibahas bareng Peneliti Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), Johanna Poerba.

Selain itu, FOMO Sapiens kali ini menyoal orisinalitas dalam dunia fesyen berkaca pada merek fesyen Polo Indonesia yang serupa tapi tak sama dengan Polo Ralph Lauren. Ini pun berkaitan dengan harga dan kualitas meskipun tak jarang konsumen rela mengeluarkan budget lebih demi menunjang penampilan.

1. Anak Dipolisikan Pemkot Jambi

Pekan ini warganet diramaikan dengan pelaporan Pemkot Jambi terhadap anak, SFA. SFA mengunggah video di Tiktok yang ditujukan kepada beberapa instansi pemerintahan terutama Pemkot Jambi.

Dalam videonya, SFA mengungkapkan kondisi rumah neneknya yang rusak akibat kendaraan bermuatan berat milik PT Rimba Palma Sejahtera Lestari yang rutin melintasi jalan depan rumah warga. SFA mempertanyakan perizinan perusahaan tersebut yang diduga melakukan eksploitasi hasil hutan beserta perjanjian antara pihak perusahaan dengan Walikota Jambi, Syarif Fasha.

Baca juga : 

    2. Antara Gaya dan Biaya

    Jurnal berjudul 'Counterfeit Purchase Intention of Fashion Brands: The Personal Values and Social Aspect of Consumers as Determinants' oleh Mayasari dkk yang diterbitkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada 2022 meneliti faktor konsumen barang fesyen replika yang memiliki kecenderungan membeli barang KW karena hasrat untuk terus cari kebaruan.

    Barang replika kemudian menjadi opsi untuk memiliki barang yang terlihat mewah tanpa membeli barang ori. Selain itu, ada juga pengaruh lingkungan sosial.

    Dengarkan bahasan selengkapnya di FOMO Sapiens pekan ini bersama Ian Hugen dan Aika. Akan ada juga obrolan soal maraknya penipuan online.

    *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke [email protected]

    • #FOMOSapiens
    • #podcast
    • #pemkotjambi
    • #jambi
    • #siswismp
    • #UUITE
    • #TikTok
    • #gempa
    • #polo
    • #fashion
    • #kw
    • #PodcastIndonesia
    • #penipuan
    • #online
    • #tiket

    Komentar (0)

    KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!