NASIONAL

Omicron BA.4 dan BA.5, Pakar: Waspada Risiko Warga dengan Komorbid

""Pada umumnya sebagian besar itu memiliki gejala ringan dan bahkan tidak bergejala.""

Omicron BA.4 dan BA.5, Pakar: Waspada  Risiko Warga dengan Komorbid
Ilustrasi: Layanan vaksin COVID-19 di obyek wisata Dermaga Kereng Bangkirai Sebangau, Kalteng, Selasa (3/5/22). (Antara/Makna Zaezar)

KBR, Jakarta-  Ahli mikrobiologi  Amin Soebandrio, mengatakan salah satu sifat umum dari subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 adalah cepat menular, namun tidak menimbulkan gejala klinis yang berat seperti varian Delta.

Akan tetapi, menurut bekas Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman,  subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 tetap harus diwaspadai khususnya dari faktor risiko pasien yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

"Pada umumnya sebagian besar itu memiliki gejala ringan dan bahkan tidak bergejala. Jadi ini di satu sisi memang itu memudahkan, tetapi karena dia tidak bergejala itu akan menyebabkan penyebarannya akan lebih luas, karena justru mereka yang tidak bergejala itu bisa tanpa disadari membawa virus kepada orang lain ataupun tempat lain," ujar Amin saat dihubungi KBR, Minggu (12/6/2022).

Bekas Kepala LBM Eijkman, Amin Soebandrio menambahkan, sebagian besar orang yang tertular subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 biasanya akan bergejala ringan. Hal tersebut, kata dia, bisa menyebabkan penyebaran yang masif kepada orang lain sehingga subvarian Omicron bisa cepat meluas.

"Saking ringannya, dianggap sebagai sakit biasa atau flu biasa karena dalam satu dua hari sudah sembuh, tapi itu menyebabkan orang yang bersangkutan bisa membawa virusnya kemana-mana," tuturnya.

Baca juga: 

Kasus COVID-19 Naik, Satgas Minta Masyarakat Jangan Lengah

Ada Subvarian Baru, Kemenkes Prediksi Kasus COVID-19 Naik

Subvarian Omicron, lanjut Amin, juga memiliki sifat tetap bisa menular kepada seseorang yang sudah divaksin. Sebab, dia mempunyai salah satu sifat escape atau melarikan diri dari kekebalan yang sudah diperoleh melalui vaksinasi.

"Itu salah satu sifatnya lagi, jadi orang yang sudah divaksinasi memang masih bisa tertular," pungkasnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan melaporkan, dari delapan  pasien terinfeksi COVID-19 varian baru BA.4 dan BA.5 di Indonesia, lima diantaranya sudah disuntik vaksin dosis ketiga atau booster. 

Satu pasien perempuan berusia 20 tahun mengalami gejala lebih berat yaitu batuk, sesak napas, sakit kepala, lemah, mual, muntah dan nyeri abdomen. Ia terinfeksi COVID-19 varian BA.5 meskipun sudah disuntik vaksin Sinovac dosis lengkap dan belum mendapat vaksinasi booster. 

Sementara itu, satu pasien laki-laki berusia 57 tahun terinfeksi varian BA.5. Ia bahkan sudah empat kali disuntik vaksin Pfizer.

Editor: Rony Sitanggang

  • Kemenkes
  • subvarian
  • kasus covid-19
  • lonjakan kasus covid-19
  • subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!