NASIONAL

Ancaman Pandemi Lain, Kemenkes Bahas Ketahanan Kesehatan Global di G20

"Investasi sektor kesehatan dengan perantara keuangan dinilai sebagai opsi paling efisien untuk memperkuat ketahanan sistem kesehatan global."

Angela Ranitta

Ancaman Pandemi Lain, Kemenkes Bahas Ketahanan Kesehatan Global di G20
Acara Health Working Group G20 pertama yang digelar di Yogyakarta, Senin (28/3/2022). (Dok Kemenkes)

KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan akan mendorong kebijakan financial intermediary fund atau perantara keuangan di sektor kesehatan global dalam pertemuan negara-negara G20. Pertemuan itu akan dilangsungkan dalam Health Working Group 2 di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), 6-8 Juni 2022 mendatang.

Juru bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, topik pembahasan akan fokus pada upaya memperkuat arsitektur kesehatan global.

Kata dia, investasi sektor kesehatan dengan perantara keuangan dinilai sebagai opsi paling efisien untuk memperkuat ketahanan sistem kesehatan global.

Baca juga: Indonesia Longgarkan Penggunaan Masker, WHO Ingatkan Status Belum Endemi COVID-19

“Kita ketahui bahwa ada berbagai opsi dalam pembiayaan arsitektur kesehatan global, tetapi salah satunya financial intermediary fund. Ini merupakan suatu mekanisme yang efisien dan bisa memenuhi berbagai kebutuhan dalam rangka persiapan respons pandemi ke depannya,” kata Nadia dalam konferensi pers “Road to Health Working Group 2”, Jumat (3/6/2022).

Nadia menambahkan, pertemuan G20 itu juga akan mendorong koordinasi antara pemangku kebijakan di sektor kesehatan dan keuangan, baik publik maupun swasta. Sehingga diharapkan akan terbangun arsitektur sistem kesehatan global yang lebih kuat dan cepat tanggap di masa yang akan datang.

Program One Health

Selain soal ketahanan kesehatan, pertemuan G20 di Lombok juga akan membahas mengenai One Health atau kesehatan untuk semua.

“Kita akan mempelajari contoh baik pendekatan-pendekatan dari negara anggota G20 serta menganalisis kesenjangan di antara mereka,” ucapnya.

Baca juga:

“Pembahasan tersebut tentunya merupakan suatu hal yang esensial bagi pengembangan program One Health yang nanti akan diwujudkan dalam bentuk joint plan action," tambahnya.

Nadia menambahkan, rencana kerja bersama tersebut nantinya yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Quadripartite yang terdiri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Pangan Dunia (FAO), Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE), dan dan program lingkungan PBB (UNEP).

Pembahasan One Health merupakan tindak lanjut Deklarasi Roma 2021. Yang mana memuat komitmen negara-negara G20 dalam mengimplementasikan pendekatan one health di tingkat regional, nasional, maupun global.

Tingkatkan Koordinasi Antarnegara

Nadia mengatakan, Kemenkes juga akan mendorong penggunaan Global Influenza Surveillance and Response System (GISRS) di kalangan negara-negara anggota G20.

Penggunaan platform itu diklaim dapat meningkatkan koordinasi antarnegara anggota G20 di bidang kesehatan global.

Baca juga: Presidensi G20, Tito Sentil Kepala Daerah yang Buruk Kelola Sampah

“Kita berharap adanya kesepakatan di antara negara-negara G20 untuk terus menggunakan GISRS sebagai platform data sharing universal sebagai bentuk dari global surveillance. Tentunya, bukan hanya untuk pertukaran informasi mengenai virus influenza atau SARS-CoV-2 saja, tetapi juga virus lainnya yang bisa mengancam potensi pandemi ke depannya,” papar Nadia.

Menurut Nadia, penggunaan GISRS merupakan upaya memperkuat sistem kesehatan global. Berkaca dari pengalaman pandemi COVID-19, sistem kesehatan yang saat ini berlaku dinilai belum memiliki koordinasi yang baik serta respons yang cepat.

Editor: Wahyu S.

  • Presidensi G20
  • Kemenkes
  • siti nadia tarmizi
  • ketahanan kesehatan global

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!