BERITA

Wapres: Tidak Boleh Ada Perintah Memilih Pancasila atau Alquran

"Kelima sila dalam Pancasila sudah sesuai ajaran agama Islam."

Wahyu Setiawan

Wapres: Tidak Boleh Ada Perintah Memilih Pancasila atau Alquran
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan warga negara Indonesia tidak boleh mempertentangkan pilihan antara Pancasila dan Alquran. Menurut Ma'ruf, Pancasila sebagai dasar negara tidak bertentangan dengan Islam. Ma'ruf menilai, kelima sila dalam Pancasila sudah sesuai ajaran agama Islam.

"Sila pertama, 'Ketuhanan Yang Maha Esa', bahkan secara eksplisit menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah negara yang beragama dan menghormati keberadaan agama. Oleh karena itu, kita tidak boleh mempertentangkan Pancasila dan agama, atau perintah memilih Pancasila atau Alquran," kata Ma'ruf dalam acara Bedah Buku Darul Mitsaq: Indonesia Negara Kesepakatan, Senin (7/6/2021).

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjelaskan Indonesia sebagai negara kesepakatan atau negara konsensus. Dengan pemahaman moderat, ulama dan umat Islam bisa menerima Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus nasional. Ma'ruf menentang keinginan kelompok-kelompok yang menganggap bahwa ideologi dan sistem negara ini tidak sesuai dengan Islam.

"Mereka ingin mengganti ideologi negara Pancasila dengan negara Islam atau negara khilafah, yang secara historis sudah tertolak (bukan ditolak) karena menyalahi kesepakatan (mukhalafatul mitsaq) karena umat Islam dituntut untuk memenuhi kesepakatan-kesepakatannya," jelas Ma'ruf.

Pertanyaan untuk memilih Pancasila atau Alquran diduga muncul dalam tes wawasan kebangsaan (TWK) alih status pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi aparatur sipil negara (ASN). Pertanyaan itu sontak mendapat sorotan dan protes dari sejumlah kalangan.

Editor: Sindu Dh

  • Pancasila
  • Alquran
  • Ma'ruf Amin
  • TWK
  • KPK

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!