BERITA

Persoalan Kuota Haji Indonesia Diharapkan Tak Pengaruhi Hubungan Bilateral

"Kerajaan Arab Saudi bahkan belum mengirimkan undangan haji ke negara lain termasuk Indonesia"

Muthia Kusuma

Persoalan Kuota Haji Indonesia Diharapkan Tak Pengaruhi Hubungan Bilateral
Ilustrasi Masjidil Haram di Makkah

KBR, Jakarta- Pemerintah Arab Saudi melalui Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia untuk Indonesia angkat suara terkait polemik ditiadakannya ibadah haji bagi WNI tahun ini. Dubes Arab Saudi untuk Indonesia, Syekh Essam bin Abed Al-Thaqafi menegaskan bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi tidak akan terpengaruh oleh kebijakan ini. Hal itu disampaikan Dubes Syekh Essam bin Abed Al-Thaqafi saat bersilaturahmi ke kantor pusat Majelis Ulama Indonesia.

“Masalah pembatalan keberangkatan jamaah haji Indonesia tidak ada kaitannya dengan hubungan baik yang sudah terjalin antara Saudi dan Indonesia. Tidak ada pula hubungannya dengan penggunaan merek vaksin tertentu dan produsen tertentu seperti yang selama ini berkembang di media,” ujarnya.

Dubes Arab Saudi untuk Indonesia, Syekh Essam bin Abed Al-Thaqafi menambahkan, sampai saat ini, Kerajaan Arab Saudi bahkan belum mengirimkan undangan haji ke negara lain termasuk Indonesia. Dia beralasan, hal itu dipengaruhi oleh situasi pandemi Covid-19.

Sebelumnya keputusan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas resmi membatalkan penyelenggaran haji 2021 karena alasan mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19 dan belum mendapat kuota haji dari kerajaan Arab Saudi. Keputusan itu menuai kontra dari berbagai kalangan. Misalnya Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah. Dia mencuitkan apabila negara lain bisa memberangkatkan rakyatnya untuk menunaikan ibadah Rukun Islam kelima tersebut, maka tak ada alasan masyarakat Indonesia tak bisa berangkat haji.

Editor: Friska Kalia

  • Jemaah Haji
  • Pembatalan Ibadah Haji 2021
  • Makkah
  • Musim Haji

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!