BERITA

IDI Minta RS Prioritaskan Nakes yang Terinfeksi Covid-19

"selama ini, ada beberapa dokter yang kesulitan mendapat rumah sakit hingga akhirnya meninggal."

IDI Minta RS Prioritaskan Nakes yang Terinfeksi Covid-19
Seorang tenaga kesehatan membersihkan diri usai bertugas merawat pasien di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet. (Risyal Hidayat/Antara)

KBR, Jakarta- Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta pihak rumah sakit memprioritaskan tenaga kesehatan (nakes) yang terinfeksi Covid-19 agar mendapat penanganan. Ketua Satgas Covid-19 dari IDI Zubairi Djoerban mengatakan, upaya itu merupakan salah satu bentuk perlindungan bagi para nakes. Sebab selama ini, ada beberapa dokter yang kesulitan mendapat rumah sakit hingga akhirnya meninggal.

"Harus diprioritaskan untuk nakes yang bekerja di situ bila terinfeksi. Loh bukankah itu selalu terjadi? Tidak, kenyataannya tidak. Beberapa dokter ada yang memburuk, bahkan ada yang meninggal ketika mendapat kesulitan untuk mencari tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19," ujar Zubairi kepada KBR, Rabu (23/6/2021).

Ketua Satgas Covid-19 dari IDI Zubairi Djoerban mengatakan, rumah sakit harus menyisakan tempat tidur bagi tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19. Sehingga ketika ada yang positif, bisa langsung diterima dan ditangani secara maksimal.

"Kan biasanya nggak penuh 100 persen, tapi 95, 97 persen, masih ada satu tempat tidur," ungkapnya.

Zubairi juga meminta agar pemerintah memperhatikan keselamatan para tenaga kesehatan di tengah lonjakan kasus Covid-19. Pemerintah harus memastikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) dan tes Covid-19 berkala bagi nakes. Selain itu kata dia, tenaga kesehatan juga tidak boleh bekerja lebih dari 40 jam seminggu.

Hingga 1 Juni lalu, IDI mencatat sudah ada 374 dokter yang meninggal karena Covid-19. Kematian terbanyak ada di Jawa Timur dan Jakarta.

Editor: Friska Kalia

  • IDI
  • Nakes
  • COVID-19
  • Vaksinasi Covid-19
  • coronavirus

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!