BERITA

Garuda Indonesia di Ambang Kebangkrutan, Ini Saran Pengamat

""Owner garuda bukan hanya pemerintah ya, kan di situ juga ada investor strategis lain ya. Mungkin mereka bisa dimintakan juga sebetulnya, apakah bisa mereka tambah setor modal dan lain-lain."

Garuda Indonesia di Ambang Kebangkrutan, Ini Saran Pengamat
ilustrasi maskapai Garuda Indonesia

KBR, Jakarta - Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai, menyuntikkan modal kerja atau tambahan modal dari pemilik Maskapai penerbangan nasional Indonesia, PT Garuda Indonesia Tbk bisa menjadi opsi penyelamatan untuk memperkuat situasi keuangan maskapai Garuda Indonesia yang tengah terpuruk.

"Owner garuda bukan hanya pemerintah ya, kan di situ juga ada investor strategis lain ya. Mungkin mereka bisa dimintakan juga sebetulnya, apakah bisa mereka tambah setor modal dan lain-lain. Termasuk juga upaya renegosiasi dengan para kreditur, juga dengan para vendor dan macam-macam, maka saya kira bisa dikerjakan mudah-mudahan membantu survival Garuda dalam masa sekarang jangka pendek," ucapToto ketika dihubungi KBR, Kamis (3/6/2021).

Saat ini Garuda Indonesia tengah berada dalam kondisi finansial yang buruk. Garuda Indonesia bahkan menawarkan pensiun dini bagi karyawannya.

Toto Pranoto mengatakan, maskapai penerbangan yang dibentuk pemerintah di berbagai negara, sudah lazim dibantu atau disuntikkan dana oleh pemilik. Suntikan dana itu, kata Toto, dapat memberikan angin segar, bagi neraca keuangan Garuda Indonesia bila menerapkan model yang serupa.

"Bahkan seperti di Malaysia kan pemerintahnya menyuntikkan dana cukup besar di Air Asia supaya survive. Model-model seperti itu bisa juga dijadikan opsi untuk Garuda Indonesia ke depan. Kedepannya juga aspek manajerial problem-nya bisa diselesaikan jadi garuda bisa beroperasi dengan kinerja yang lebih baik," ujarnya.

Toto menjelaskan, penyebab utama Garuda Indonesia adalah penurunan jumlah penumpang yang drastis selama Pandemi covid-19, biaya sewa pesawat yang tinggi, hingga pelayanan di rute penerbangan yang sepi penumpang.

Hal tersebut yang memicu terganggunya struktur keuangan maskapai Garuda Indonesia secara umum.

"Situasi ini membuat kondisi keuangan Garuda Indonesia menjadi morat marit. Jadi problem-nya adalah karena garuda dari sisi pengeluarannya yang paling besar ya sewa pesawat. Pesawat terbang atau tidak terbang, ya tetap sewanya tinggi jumlahnya ya. Biaya leasing atau penyewaan pesawat itu tinggi," imbuhnya.

Saat ini, utang perseroan Garuda Indonesia mencapai Rp70 triliun dan bertambah Rp1 triliun setiap bulannya.


Editor: Kurniati Syahdan

  • PT Garuda Indonesia
  • modal kerja
  • BUMN
  • Maskapai
  • utang garuda

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!