BERITA

Sekolah di Zona Hijau Boleh Tatap Muka, Nadiem Minta Dibagi 2 Sif

Sekolah di Zona Hijau Boleh Tatap Muka, Nadiem Minta Dibagi 2 Sif

KBR, Jakarta-   Pemerintah meminta sekolah-sekolah yang telah mendapat izin untuk pembelajaran tatap muka, membagi jam masuk menjadi dua gelombang selama masa transisi pada dua bulan pertama. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, langkah itu diambil agar sekolah bisa menerapkan kapasitas 50 persen ruang sekolah untuk pembelajaran.

"Jadi secara otomatis sekolah ini yang melalui masa transisi ini, harus melakukan proses shifting, harus ada shifting. Kami memberikan kebebasan bagi unit pendidikan untuk menentukan mau seperti apa shifting-nya, mau per harian, per mingguan, per angkatan, per kelas, atau apa. Tapi dipastikan hanya boleh maksimal di dalam kelas 18 peserta didik untuk pendidikan dasar dan menengah," kata Nadiem dalam konferensi pers secara daring, Senin (15/6/2020) sore.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menambahkan, untuk tingkat SLB dan setara TK atau Paud, dalam satu ruangan hanya boleh diisi maksimal lima peserta didik. Nadiem juga meminta aturan jaga jarak minimal 1,5 meter harus selalu diterapkan di lingkungan sekolah.

Baca: Sekolah di Zona Hijau Boleh Tatap Muka, Menkes Siapkan Dukungan Faskes 

Ia menekankan, selama masa transisi di dua bulan pertama, peserta didik yang sudah mulai belajar secara tatap muka, tidak boleh berinteraksi baik selama proses pembelajaran atau di luar ruang. Aktivitas yang melibatkan kerumunan peserta didik antarkelas seperti kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler juga belum diperbolehkan selama masa transisi.

Bahkan, ia juga melarang fasilitas seperti kantin dibuka. Sebab berpotensi menimbulkan kerumunan.

"Prinsipnya apapun aktivitas-aktivitas yang perkumpulan sifatnya, atau yang mencampur satu kelas dengan kelas lain, itu belum diperbolehkan dalam masa transisi," jelasnya.

Sebelumnya, pemerintah memperbolehkan sekolah-sekolah yang berada di zona hijau atau tidak terdampak Covid-19, bisa membuka proses belajar mengajar secara tatap muka. Meski begitu, semua sekolah diharuskan menerapkan protokol kesehatan. 

Editor: Rony Sitanggang

  • pendidikan
  • sekolah dari rumah
  • COVID-19
  • nadiem makarin

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!