HEADLINE

Pemerintah Targetkan Indonesia Jadi Pebisnis Utama Mobil Listrik

Pemerintah Targetkan Indonesia  Jadi Pebisnis Utama Mobil Listrik

KBR, Jakarta- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menargetkan, Indonesia bisa menjadi pemain utama untuk industri mobil listrik berbasis baterai. Hal itu diungkapkannya usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Inggris, untuk kerjasama Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Pembangunan Rendah Karbon, Selasa (18/6/2019). 

Bambang menjelaskan, pembangunan rendah karbon adalah upaya umum dalam pembangunan ekonomi namun tidak mengorbankan lingkungan.

"Kalau mobil nasional listrik berbasis baterai, itu kita harus berupaya menjadi pemain utama. Karena bagaimanapun dalam industri 4.0, salah satu industri unggulan kita kan otomotif. Nah untuk otomotif ini kan kita tidak bisa sembarangan Indonesia bisa menjadi pemain utama untuk semua jenis mobil. Tapi yang masih terbuka kemungkinannya, dan  Indonesia bisa kembangkan itu adalah mobil listrik yang memakai baterai," kata Bambang.

Saat ini, salah satu perusahaan mobil listrik berbahan bakar hidrogen di Inggris juga sudah mulai membuka peluang kerjasama dengan Indonesia. Duta besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik mengatakan,  sudah berdiskusi dengan beberapa kepala daerah di Indonesia untuk menawarkan konsep mereka. 

"Perusahaan Inggris yang mengelola ini, yang mendatangkan mobil, namanya Arcola, mereka sangat tertarik untuk membuat kemitraan dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia, karena mereka sadar ada kesempatan besar di sini. Jadi kalau teknologi ini berhasil di sini, Indonesia bisa menjadi pusat untuk bisnisnya, berguna untuk Indonesia dan juga berguna untuk negara-negara lain," ungkap Moazzam dalam kesempatan yang sama.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, upaya pengembangan mobil listrik ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari Low Carbon Initiative, untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Produksi Baterai Lithium

Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menargetkan, pada 2022 mendatang, Indonesia telah mampu menghasilkan baterai lithium secara mandiri. Kebutuhan baterai lithium di masa mendatang akan semakin meningkat, seiring dimulainya industri motor listrik dan mobil listrik di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Menristekdikti saat mengunjungi Pusat Pengembangan Bisnis dan Unit Produksi Baterai Lithium Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta (31/5/2019). Menteri Nasir menjelaskan, saat ini Indonesia tengah mengembangkan teknologi guna memproses bahan baku lithium di Halmahera, dan diperkirakan pada 2021 sudah terbangun.

”Saat Halmahera sudah terbangun, bahan baku lithium sudah tersedia. Maka tahun 2022 atau 2023 kita sudah bisa memproduksi baterai lithium secara mandiri. UNS sudah jalan, tinggal membuat sistem otomatisasi,” optimis Menristekdikti seperti dikutip ristekdikti.go.id.

Menristekdikti mengapresiasi UNS yang telah mengembangkan baterai lithium ion sejak tahun 2012 dan saat ini sudah masuk dalam industri. Menteri Nasir mengatakan baterai merupakan komponen penting bagi industri motor dan mobil listrik, oleh karena itu Indonesia harus mampu menghasilkan baterai lithium secara mandiri.

Editor: Fadli Gaper 

  • mobil listrik
  • baterai lithium
  • industri mobil listrik
  • otomotif

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!