BERITA

Tim Masih Ngotot Cari Celah Proyek Reklamasi Jakarta Berlanjut

Tim Masih Ngotot Cari Celah Proyek Reklamasi Jakarta Berlanjut

KBR, Jakarta- Tim penyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis proyek reklamasi Teluk Jakarta masih berusaha mencari celah agar proyek reklamasi bisa berlanjut tanpa merusak lingkungan. Kata Dirjen Tata Ruang dan Pengelolaan Lingkungan, San Afri Awang, tugas mereka diburu waktu karena rekomendasi diminta pertengahan bulan ini. Apalagi, ujar Awang, Bappenas meminta masukan terkait penyelarasan proyek rekkamasi dengan konsep National Capital Integrated Costal Development (NCICD) yang juga terdapat proyek Giant Sea Wall.

"Selain memastikan posisi penanganan reklamasi 17 pulau, kita juga diminta beri input pengembangan kebijakan NCICD. Memang, NCICD ini bukan kerjaannya kita. Tapi Bappenas minta output itu dari kita," kata dia saat diskusi dengan para pakar, Jumat (10/6/2016).

Menurut dia, proyek reklamasi yang sudah terlanjur berlangsung ini memang dilematis. Sebab, di satu sisi ada argumen bahwa Jakarta membutuhkan penyelesaian masalah banjir, turunnya permukaan air tanah, dan keterbatasan lahan.

Namun, di sisi lain, proyek reklamasi ini menimbulkan berbagai efek negatif pada lingkungan. Salah satunya abrasi. Untuk itu, tim KLHS, berusaha menyusun rekomendasi agar proyek reklamasi yang diselaraskan dengan NCICD ini bisa mengurangi dampaknya.

Besok, rencananya, tim KLHS akan kembali membuka forum diskusi bersama perwakilan dari berbagai elemn masyarakat. Deputi Tata Ruang DKI Jakarta, Oswar Mungkasa, menjanjikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan datang.

Reklamasi Bukan Satu-satunya Jalan

Sementara itu pelopor restorasi sungai dari Universitas Gajah Mada, Agus Maryono, mengatakan reklamasi bukan jalan satu-satunya menyelesaikan masalah lingkungan di Jakarta. Kepada Dirjen Tata Ruang KLHK, San Afri Awang, ia menyodorkan cara restorasi sungai.

"Konsep penyelesaian ini harus siastemik. Tiap aktivitas sebaiknya hasilkan minimal 5 fungsi. Saya usul 13 sungai Jakarta jadi transportasi sungai.

Selain itu, Agus juga mendorong Jakarta mewujudkan program memanen air hujan. Sebab jika ini dilakukan, banjir akan berkurang, kekeringan teratasi karena cadangan air tanah terisi, kualitasnya pun meningkat.

Namun jika proyek reklamasi dilanjutkan, Agus juga melihat sebaiknya Jakarta tidak mengambil pasir dari tempat lain guna membangun oulau. Menurutnya, endapan sedimen yang seringkali dikeluhkan bisa dimanfaatkan untuk.membangun pulau-pulau tersebut setelah diolah.

"Hasil sedimentasi itu kan banyak sekali, menumpuk, sering dikeluhkan jadi masalah. Itu sebenarnya bisa dimanfaatkan jika diolah untuk buat pulau. Tidak perlu ambil tanah dari tempat lain. Kalau gini, penyelesaiannya jadi sistemik.

Editor: Dimas Rizky

  • Reklamasi Teluk Jakarta
  • giant sea wall

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!