BERITA

Simpang Siur Penyanderaan WNI, Polda Kaltim Akan Interogasi ABK Selamat

""Soalnya dari hasil pelacakan yang menelfon (minta tebusan) itu kok posisinya ada di Jawa. Itu kan lucu," kata Juru bicara Polda Kaltim Fajar Setiawan."

Simpang Siur Penyanderaan WNI, Polda Kaltim Akan Interogasi ABK Selamat
Ilustrasi. Perusahaan pelayaran PT Rusdianto Bersaudara merupakan pemilik kapal tugboat (TB) Charles. Dikabarkan sejumlah ABK kapal Charles menjadi korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf. (Foto: www

KBR, Jakarta - Kepolisian Daerah Kalimantan Timur berencana menginterogasi para Anak Buah Kapal (ABK) kapal tugboat TB Charles.

Pemeriksaan terkait simpang siurnya kabar tentang penyanderaan WNI anak buah kapal TB Charles kelompok tak dikenal. Ada yang menyebut mereka disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.


Juru bicara Polda Kalimantan Timur Fajar Setiawan membenarkan ada telepon dari kru Kapal TB Charles milik PT Rusdianto Bersaudara yang mengabarkan adanya penyanderaan.


Fajar Setiawan mengatakan ia mendapat kabar dari 13 ABK yang berlayar, tujuh diantaranya dijemput oleh dua speedboat tak dikenal sedangkan enam ABK lain dilepas.


Fajar lantas menjelaskan kronologi yang diperoleh Polda Kaltim dari keterangan ABK yang dilepas.


"Pada tanggal 20 Juni pukul 11, ketika sampai di Perairan Lojo dekat Philipina ada dua speedboat naik ke Kapal Charles. Kemudian tiga orang diturunkan (dari Kapal Charles ke speedboat). Mereka tidak diapa-apain, cuma disuruh ikut," kata Fajar kepada KBR, Kamis (23/6/2016).


"Kemudian satu jam kemudian ada tiga speedboat lagi datang, penumpangnya menggunakan pakaian loreng-loreng bawa senjata dan naik ke kapar Charles. Mereka menurunkan lagi empat orang, sehingga total tujuh orang yang dibawa mereka. Yang lain suruh pulang, supaya bilang bos (kapal)."


"Lalu salah satu ABK yang dilepas itu, telepon ke perusahaan bahwa tujuh orang temannya diturunkan dari kapal, dan minta tebusan. Tapi kita belum cross check," kata Fajar.


Menurut Fajar, enam ABK yang dilepas itu sedang berlayar kembali ke Samarinda dan diperkirakan tiba pada Jumat besok.


Fajar mengatakan ia belum dapat mengkonfirmasi kabar penyanderaan WNI tersebut sebelum memeriksa ABK yang dilepas. Fajar mengatakan Polda akan menginterogasi ABK yang baru kembali itu.


"Telepon terakhir dari kru Perusahaan, kapal itu mengangkut 13 ABK. Kemudian yang tujuh orang diturunkan (disandera) dan enam orang dilepas. Sekarang posisi kapal yang dinaiki enam ABK itu menuju Samarinda, diperkirakan besok (Jumat) pagi atau siang sampai Samarinda," kata Fajar.


"Kita lihat besok, itu jumlahnya berapa. Soalnya dari hasil pelacakan yang menelfon (minta tebusan) itu kok posisinya ada di Jawa. Itu kan lucu. Jadi besok kita pastikan dan interogasi kalau sudah sampai Samarinda. Kata mereka, yang tujuh orang ABK itu kini masih ada di laut," lanjut Fajar.


Menurut Fajar, sampai saat ini belum ada kontak langsung dari pihak yang mengaku penyandera dengan perusahaan. Polda Kaltim saat ini sedang mendalami kabar ini dengan TNI Angkatan Laut, dan belum bisa memastikan siapa pihak yang disebut sebagai penyandera itu dan berapa banyak uang tebusan yang diminta.


Kabar penyanderaan ini simpang siur. Sebelumnya Mabes Polri maupun TNI menegaskan tidak ada warga Indonesia maupun anak buah kapal (ABK) yang disandera kelompok Abu Sayyaf.


"Saya pastikan itu bohong," kata Panglima TNI Gatot Nurmantyo di Jakarta, Rabu (22/6/2016).


Editor: Agus Luqman

 

  • ABK
  • ABK kapal
  • Kalimantan Timur
  • kepolisian
  • penyanderaan WNI
  • Filipina
  • Abu Sayyaf

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!