BERITA

La Nina Menguat, BNPB Ingatkan Bahaya Longsor, Banjir dan Puting Beliung

""Masyarakat yang tinggal di lereng-lereng, perbukitan yang rawan longsor harus terus waspada,""

La Nina Menguat, BNPB Ingatkan Bahaya Longsor, Banjir dan Puting Beliung
Ilustrasi (sumber: BNPB)

KBR, Jakarta- Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi dalam kurun tiga bulan ke depan, yakni Bulan Juli, Agustus, September diperkirakan fenomena La Nina menguat hingga level sedang. Dampaknya kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, sebagian besar wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa dan Wilayah Indonesia Bagian Barat akan menerima curah hujan lebih besar daripada normal meskipun masih dalam musim kemarau.

Kemarau basah ini menurutnya akan membawa beberapa ancaman seperti banjir longsor dan puting beliung.

"Ya masyarakat kita himbau tetap selalu waspada. Siaga dengan adanya La Nina merupakah berkah artinya curah hujan masih akan banyak tersedia. Otomatis tentu akan membantu pertanian, sawah, palawija dan sebagainya air yang banyak  meningkatkan produktifitas. Namun masyarakat yang tinggal di lereng-lereng, perbukitan yang rawan longsor harus terus waspada," ujar Sutopo kepada KBR, Rabu (8/6/2016)

Sutopo menyebut BNPB   telah menyiapkan langkah antisipasi kebakaran hutan dan lahan. Pasalnya kata dia, meskipun kemaraunya basah, tapi potensi kebakaran cukup tinggi.

Sebagai langkah antisipasi, BNPB berkoordinasi dengan Kementerian dan Lembaga, BPBD khususnya provinsi yang langganan kebakaran hutan, bersama Menkopolhukam dan BMKG. Menurut Sutopo, dari 7 provinsi yang langganan kebakaran hutan, yang baru menetapkan siaga darurat adalah Riau dan Sumatera Selatan. Karenanya, helikopter dan pesawat water bombing BNPB telah ditempatkan di sana sejak 2 bulan yang lalu. Sedangkan untuk Jambi, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kalteng hingga saat ini belum ada penetapan siaga darurat.

Data BNPB menyebut pada semester awal   telah terjadi 978 kejadian bencana. Dampak yang ditimbulkan adalah 154 orang meninggal, 233 luka-luka, 1,68 juta jiwa menderita dan mengungsi, dan ribuan rumah rusak akibat bencana. Bencana hidrometerologi mendominasi kejadian bencana. Tanah longsor masih menjadi bencana paling mematikan dengan  53 jiwa orang meninggal. Sementara itu, 52 orang meninggal akibat banjir, dan 34 orang meninggal akibat banjir dan tanah longsor.  


Editor: Rony Sitanggang

  • bencana
  • La Nina
  • Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho
  • Badan Meterologi
  • Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!