Kementan: La Nina Untungkan Petani Hortikultura
"Petani terbantu, tadinya susah menjadi air jadi gampang mencari air," kata Direktur Sayuran di Ditjen Hortikulturan Kementan, Yanuardi.

Ilustrasi La Nina, atau fenomena penurunan suhu suhu permukaan laut Samudera Pasifik pada November 2007. (Foto: Jesse Allen/NASA Earth Observatory/Public Domain/Wikimedia)
La Nina merupakan fenomena penurunan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik dibanding wilayah sekitarnya. La Nina biasanya terjadi mengikuti fenomena El Nino (atau musim kemarau berkepanjangan). Fenomena La Nina menyebabkan musim kemarau akan diwarnai banyak hujan atau "kemarau basah" dibandingkan dalam kondisi normal.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Yanuardi menyebut pasokan sayuran dan hortikultura terjamin karena budidaya komoditas itu justru terbantu dengan curah hujan yang akan datang di musim kemarau.
"Kalau terlalu besar (hujan) tentunya bisa menyebabkan banjir, sawah lebih bawah akan terbenam. Mungkin kerugiannya di situ. Kalau kami di hortikultura ini kebanyakan daerahnya di lahan kering, jadi malah naik ke atas ya. Justru itu malah menguntungkan bagi petani hortikultura. Petani terbantu, tadinya susah menjadi air jadi gampang mencari air," kata Yanuardi kepada KBR (8/6/2016)
Selama kurun waktu tiga bulan ke depan, yaitu Juli, Agustus, September diperkirakan fenomena La Nina menguat hingga level sedang.
Otoritas pemantau cuaca BMKG sebelumnya memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami kemarau basah selama Juli hingga September.
Kepala BMKG Andy Eka Sakya mengatakan fenomena La Nina akan menyebabkan musim kemarau akan mendapat curah hujan di atas normal. BMKG menyebutkan kondisi kemarau basah bakal berdampak positif bagi produksi pertanian.
Itu sebab, BMKG menyarankan petani tidak berhenti menanam, sembari tetap waspada akan munculnya serangan hama penyakit pada kondisi tanah yang lembab.
Sementara itu, Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB Sutopo Purwo Nugroho meminta masyarakat tetap waspada karena kemarau basah berpotensi membawa ancaman bencana seperti banjir, longsor dan angin puting beliung.
BNPB mengimbau masyarakat yang tinggal di lereng-lereng, perbukitan yang rawan longsor terus waspada, meski datangnya La Nina juga bisa meningkatkan produktifitas pertanian.
Editor: Agus Luqman
Kirim pesan ke kami
WhatsappBerita Terkait
BERITA LAINNYA - NASIONAL
Seluk Beluk Gangguan Makan
Waspada Eating Disorder
Jadi Ketum PSI, Kaesang Akan Sowan Presiden
"Kami akan berencana untuk sowan dengan beliau bersama teman-teman PSI dan semua pengurus ya kita minta wejangan,"
Tolak Relokasi Pulau Rempang, Warga Dituduh Langgar UU ITE
"Ujaran kepada siapa kebencian itu dilakukan? Kan dia hanya meminta agar warga tidak menerima bantuan,"
Kaesang: PSI Terbuka untuk Semua Parpol
"Siap berkolaborasi asal ini ya saling win-win, tidak ada win-lose atau lose-win,"
Presiden Jokowi: Mau Pilih Prabowo, Anies, Ganjar, Silakan
"Mau milih Pak Prabowo silakan, mau milih Pak Anies silakan, mau milih Pak Ganjar silakan. Perbedaan pilihan itu wajar enggak perlu diributkan."
Melani Budianta, Menikmati Sastra Lintas Zaman
Buku-buku favorit Melani Budianta
Pro dan Kontra Larangan Social Commerce
Pelarangan itu kurang tepat.
Lama Menggantung, MenPAN-RB Desak Pengesahan RUU ASN
Kehadiran Undang-Undang Aparatur Sipil Negara nantinya juga akan mengatur penguatan budaya kerja, citra institusi, dan penataan tenaga non-ASN atau honorer.
Siswa di Rempang Trauma, Mendikbud Diminta Segera Kirim Tim
"Jika ada petugas lewat ataupun berdiri di luar sana, mereka bersembunyi di bawah meja belajarnya. Luar biasa ketakutan mereka, ini tidak boleh kita biarkan."
Bursa Karbon, OJK: Lebih Cepat Dibanding Negara Lain
"Kalau di bursa karbon negara jiran kita memerlukan waktu tiga sampai empat bulan,"
Buka Pasar Karbon RI, Jokowi Ungkap Potensi 3 Kuadriliun
"Catatan saya kurang lebih ada satu Gigaton CO2 potensi karbon yang bisa ditangkap"
Konflik Rempang Eco, Bahlil: 300 KK Sukarela Pindah
"Sekarang sudah hampir 300 KK dari sekitar 900 itu melakukan sukarela sendiri untuk melakukan pergeseran."
Konflik Rempang Eco, Bahlil: Tidak Direlokasi, Hanya Digeser
"Relokasi ke Galang kita tiadakan, artinya kita menyetujui aspirasi dari masyarakat."
Dua Hari Gabung ke PSI, Kaesang Jadi Ketua Umum
"Politik bila dilakukan secara benar oleh orang yang tepat, maka politik akan menjadi sumber kebaikan dan kesejahteraan,"
Jokowi Perintahkan Penyelesaian Masalah Lahan di Rempang Mengedepankan Hak Masyarakat
Bahlil mengeklaim, pertemuan itu telah menghasilkan solusi dengan menggeser rumah warga ke area yang masih berada di Pulau Rempang, bukan relokasi atau penggusuran.
Jokowi Minta Media Buat Berita Berkualitas dan Berimbang
Menurut Jokowi berita yang benar bukanlah pemberitaan yang mengedepankan sensasi.
PDIP: Megawati dan Jokowi Satu Suara Dukung Ganjar
Hanya sosok Ganjar Pranowo yang disiapkan sebagai Bacapres oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jokowi guna melanjutkan kepemimpinan Indonesia,
Apsyfi: Kelesuan Industri Tekstil Melebihi Saat Pandemi Covid-19
Pasar tekstil lokal kini dibanjiri produk tekstil impor yang harganya lebih murah ketimbang harga produk dalam negeri, terlebih lagi mereka menjual dengan cara online.
Belum Sanggup Turunkan Harga Beras, Mendagri Evaluasi Upaya Intervensi
Meski berbagai intervensi sudah dilakukan tapi hingga kini belum ada tanda-tanda penurunan harga beras.
Pernah Sunat Vonis Koruptor, DPR Cecar Calon Hakim MK
“Tercatat di kami, ada 11 kasus yang mendapat keringanan, kasus-kasus korupsi tentunya."
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Wali Kota Derna Libya Ditahan Karena Bendungan Jebol
Pengunjungnya Sepi, KemenpanRB Terus Awasi Mal Pelayanan Publik
Kabar Baru Jam 8
Social Commerce Dilarang, Pedagang Untung atau Rugi?