BERITA

Imparsial : Kemenhan Ambil Alih BAIS Saja

"Pengamat Pertahanan Al Araf menilai, rencana Kementerian Pertahanan membentuk Badan Intelejen Pertahanan hanya akan memicu kisruh. "

Yudi Rachman

Imparsial : Kemenhan Ambil Alih BAIS Saja
Menhan Ryamizard Ryacudu di tengah apel bela negara. (Foto: Kemenhan.go.id)

KBR, Jakarta - Pengamat Pertahanan dari Imparsial Al Araf menilai rencana Kementerian Pertahanan membentuk Badan Intelejen Pertahanan hanya akan memicu kisruh. Baik di sektor pertahanan maupun intelijen. Sebabnya, menurut Direktur Imparsial ini, sudah ada banyak lembaga intelijen yang fungsinya tumpang tindih.

"Kalau idenya adalah untuk membentuk lembaga intelijen baru dan BAIS tetap di bawah Panglima TNI, ini akan menimbulkan dual fungsi, tumpang tindih, inefisiensi dan menimbulkan masalah-masalah baru dalam sektor pertahanan. Ini menjadi rumit di Indonesia karena terlalu banyak komunitas intelijen tetapi spesialisasi fungsi dan tugasnya tidak cukup jelas diatur," jelas Direktur Imparsial, Al Araf kepada KBR, Sabtu (11/6/2016).

Ia mencontohkan, keberadaan Badan Intelejen Negara (BIN), Badan Intelejen Strategis (BAIS) dan lembaga intelijen lain yang berhubungan dengan penegakan hukum. Maka Al Araf mengusulkan, apabila menginginkan lembaga intelejen khusus lebih baik Kementerian Pertahanan mengambil alih BAIS yang selama ini di bawah kendali Panglima TNI.

Al Araf menambahkan, kondisi ini sekaligus mencerminkan kegagalan pemerintah mereformasi lembaga intelijen seperti diatur dalam UU Intelijen tahun 2011. Dia memaparkan, lembaga intelijen BIN yang mengurus ancaman eksternal dan internal serta menjadi koordinator lembaga intelijen tumpang tindih dengan lembaga intelijen BAIS yang juga mengurusi ancaman dari luar.

Belum lagi sederet komunitas intelijen di tubuh TNI dan lembaga lainnya kian memperumit masalah di sektor pertahanan.

"Karena reformasi intelijen melalui UU Intelijen tahun 2011 yang dilakukan kemarin itu gagal dilakukan untuk membagi kompartemen wilayah. Sehingga yang terjadi sekarang adalah tumpang tindih kerja, fungsi antar lembaga intelijen," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai komposisi intelijen yang terdiri dari BAIS dan BIN masih kurang dibandingkan dengan negara lain. Ia berencana membuat badan intelijen khusus yang langsung di bawah kementeriannya. Purnawirawan TNI ini menganggap, kehadiran badan intelijen pertahanan ini perlu mengingat negara lain sudah memiliki badan intelijen tersendiri di bawah kementerian pertahananan negara.

Editor: Nurika Manan

  • kemenhan
  • Imparsial
  • Al Araf
  • Intelejen Kementerian Pertahanan
  • BIN
  • BAIS
  • Intelejen Kemenhan
  • Intelejen

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!