BERITA

DPR Sebut Kebijakan Harga Daging Murah Mematikan Peternak Lokal

"Bahkan Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan memperkirakan, kebijakan tersebut mematikan 5,3 juta peternak."

Yudi Rachman

DPR Sebut Kebijakan Harga Daging Murah Mematikan Peternak Lokal
Warga sedang berbelanja daging sapi di Pasar peunayong, Banda Aceh. (Foto: Antara)

KBR, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat DPR menilai kebijakan pemerintah yang menginginkan harga daging sapi hingga ke level Rp80.000 dinilai merugikan peternak lokal.

Bahkan Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan memperkirakan, kebijakan tersebut mematikan 5,3 juta peternak. Ini lantaran, kata dia, peternak harus menjual sapinya di bawah harga produksi.

"Artinya petani rugi Rp 13 ribu per kilo hidup. Sama saja kita menciptakan peternak mensubsidi kelas menengah ke atas yang makan sapi dan pada saat yang sama itu kebijakan yang membangkrutkan 5.3 juta peternak," ujar Wakil Ketua Komisi IV Daniel Johan di Jakarta, Sabtu (4/6).

Itu sebab, ia meminta pemerintah mengoreksi kebijakan harga daging sapi. "Kalau pemerintah  bisa menstabilkan harga daging di bulan puasa dan lebaran di harga Rp 100-110 ribuan, itu sudah bagus. Tetapi, kalau dipaksakan harga daging sapi di level Rp 80 ribu itu sama saja peternak sapi kita dipaksakan untuk menjualnya Rp 27 ribu per kilogram hidup," jelasnya.

Apalagi, lanjut Daniel, pemerintah sudah memilih kebijakan impor daging sapi untuk menekan harga dan meningkatkan jumlah pasokan. Langkah itu, kata dia, jelas-jelas mengancam peternak Indonesia.

"Kita bertanya, Jokowi dapat informasi dari siapa daging segar bisa Rp 80 ribu per kilogram. Kecuali impor daging beku tetelan, itu bisa. Pertanyaan saya, Undang-undang tidak memperbolehkan impor daging, kecuali untuk industri dan pengolahan restoran," katanya.

Ditambah, daging yang diimpor merupakan daging beku, bukan sapi bakalan yang siap panen seperti diatur dalam kebijakan impor daging sapi.

"Kenapa sekarang ada 27 ribu ton daging diimpor, itu melanggar Undang-Undang. Karena, UU No.41 itu mewajibkan yang boleh diimpor itu sapi bakalan karena kita ingin mengembangkan penggemukan sapi di Indonesia," ungkapnya.


Editor: Nurika Manan

  • impor daging sapi
  • harga daging sapi
  • DPR
  • Jelang Ramadan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!