HEADLINE

Sri Mulyani: JK Pimpin Penunjukan PT TPPI

"Sri Mulyani sendiri mengaku tidak hadir dalam rapat yang dipimpin Wapres saat itu, Jusuf Kalla"

Ninik Yuniati

Sri Mulyani: JK Pimpin Penunjukan PT TPPI
Bekas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan kepada wartawan usai diperiksa Badan Reserse Kriminal Polri di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (8/6) malam. (Foto: Antara

KBR, Jakarta- Bekas Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan penunjukkan PT TPPI sebagai pelaksana penjualan kondensat bagian negara, melalui kajian dalam rapat yang dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sri Mulyani mengaku tidak hadir dalam rapat yang berlangsung tanggal 21 Mei 2008 silam. Kata dia, rapat bertujuan untuk menyelamatkan TPPI karena tengah berada dalam kondisi keuangan yang buruk.

"Ada rapat yang dilakukan Wapres Jusuf Kalla 21 Mei, 2008 yang secara jelas membahas mengenai Petrokimia Tuban, dan di dalam pembahasan yang saya tidak hadir tapi dipimpin oleh wapres, dilakukan pembahasan mengenai bagaimana menyelamatkan PT TPPI dengan meminta PT Pertamina memberikan kondensat kepada PT TPPI," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, (8/6).


Bekas Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan, sebagian besar saham PT TPPI dimiliki oleh negara. Karenanya, penjualan kondensat tersebut melibatkan tiga elemen milik negara, yakni BP Migas, PT Pertamina, dan PT TPPI. Kata dia, Kementerian Keuangan sesuai fungsinya kemudian menetapkan tata laksana (skema) transaksi antara ketiga pihak tersebut.


"Tujuannya adalah pertama, menjaga kepentingan negara di mana kewajiban atas kondensat yang dimiliki pemerintah harus dibayar secara lunas. Kedua, pengadaan BBM dalam negeri dilakukan melalui tata kelola yang diatur berdasarkan uu. Ketiga, aset negara bisa dimaksimalkan atau dioptimalkan, dalam hal ini aset negara termasuk PT TPPI yang sebagian besar, lebih dari 50 persen, dimiliki oleh negara," lanjut Sri Mulyani. 

Editor: Dimas Rizky

  • hukum
  • korupsi
  • SKK Migas
  • Sri Mulyani
  • Kondensat
  • PT TPPI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!