BERITA

Kemenkes Tegaskan MERS Belum Pernah Masuk ke Indonesia

" Antisipasi harus lebih ditekankan pada warga yang sudah memiliki penyakit sebelumnya. 60% pasien MERS itu ada penyakit sebelumnya. Ada diabetes, hipertensi, atau sakit ginjal, jantung, paru."

Aisyah Khairunnisa

Illustrasi Mers. Foto: Antara
Illustrasi Mers. Foto: Antara

KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan  virus sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) belum pernah masuk ke Indonesia. Kepala Balitbangkes Kemenkes Tjandra Yoga mengatakan, meski begitu virus MERS harus diantisipasi warga yang hendak berpergian ke Arab Saudi dan Korea Selatan. Ini lantaran, kata Tjandra, per hari ini ada 1026 pasien MERS di Arab Saudi. Serta 64 pasien MERS di Korea Selatan. Antisipasi harus lebih ditekankan pada warga yang sudah memiliki penyakit sebelumnya.

"Karena sekitar 60% pasien MERS itu ada penyakit sebelumnya. Ada diabetes, hipertensi, atau sakit ginjal, jantung, paru. Jadi kalau sekarang mau bepergian ke daerah MERS, ke Korea atau Saudi Arabia tolong periksa diri ke dokter dulu. Penyakit lamanya sedang bagus atau tidak bagus. Karena sebagian besar yang kena MERS yang sedang sakit itu," kata Tjandra saat dihubungi KBR, Minggu (7/6/2015)

Kepala Balitbangkes Kemenkes Tjandra Yoga menambahkan, warga yang sedang bepergian ke dua negara itu harus sering cuci tangan, karena terbukti menurunkan penularan. Selain itu jika mengalami demam dan batu pilek selepas mengunjungi Korea atau Arab, maka segera periksakan ke dokter. Kata Tjandra, penyakit MERS sudah ada sejak tahun 2012. Penyebabnya virus corona yang diduga ditularkan pertama kali dari unta. Namun, kata Tjandra, risiko kematian dari penyakit MERS kurang dari 40%. Beberapa tahun lalu ada satu orang Indonesia yang tengah umroh terkena MERS. Namun ia langsung dirawat di Arab dan sembuh sebelum pulang ke Indonesia. 

Editor: Malika

  • Mers
  • mers coronavirus
  • Tjandra Yoga
  • Kemenkes
  • virus mers

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!