NASIONAL
Harga Daging Meroket, Mendag Ancam Tidak Beri Izin Impor Daging Sapi
"Akibat harga daging yang tidak terkendali, Kementerian Perdagangan mengancam tidak memberikan izin impor kepada importir yang tidak bisa menstabilkan harga."
Yudi Rachman
KBR, Jakarta- Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengancam tidak akan
memberikan izin impor daging sapi. Ancaman ditujukan kepada importir
yang tidak bisa mengendalikan harga selama Ramadan dan Lebaran. Menurut
Gobel, harga daging sapi yang melonjak saat ini diduga karena permainan
di tingkat pedagang. Sehingga dia meminta penjelasan kepada importir
dan mendesak importir ikut mengendalikan harga di tingkat pedagang.
"Sapi
kita ini stoknya lima bulan ada 228 ribu ekor, kebutuhan kita ini 45
ribu ekor per bulan, kok naik harganya. Sebelum puasa ini seperti ada
main-main yang mempermainkan, jadi tadi saya panggil ketua asosiasi. Saya pertanyakan presentasi yang diberikan kepada saya seperti apa? Apa
yang mau mereka lakukan? Mereka bilang kita jual kepada pedagang,
pedagang yang mengatur. Lho, mestinya produsen yang bertanggung jawab
sampai ke konsumen karena yang dapat izin impor kan mereka bukan
pedagangnya. Kenapa bisa dikendalikan oleh pedagang? Artinya kurang
tanggungjawabnya. Makanya saya panggil semua tadi. Saya bilang kalau
Anda tidak bisa kendalikan, terpaksa jangan datang minta izin impor ke
saya lagi, " tegas Menteri Perdagangan Rahmat Gobel di Gedung
Kemenkominfo, Jakarta, Jumat (19/6).
Menteri Perdagangan
Rachmat Gobel berencana melakukan operasi pasar bersama Bulog guna
menurunkan harga.
Sebelumnya, harga daging sapi di beberapa daerah mengalami kenaikan. Di pekan pertama Ramadhan, harga daging sapi menyentuh angka Rp 150 ribu per kilogram di provinsi Aceh. Sedangkan di Medan dan Banten, harga daging sapi mencapai kisaran Rp 120 ribu per kilogram.
Editor: Rony Sitanggang
- Menteri Perdagangan Rachmat Gobel
- Izin impor daging sapi
- operasi pasar
- importir
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!