NASIONAL

BPOM Bantah Sebabkan Bongkar Muat di Pelabuhan Lama

"BPOM membatah lembaganya menghambat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. "

Aisyah Khairunnisa

BPOM Bantah Sebabkan Bongkar Muat di Pelabuhan Lama
Illustrasi

KBR, Jakarta- Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) membantah sebagai  penyebab lamanya masa bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kepala BPOM, Roy Sparingga, menyatakan sesuai kesepakatan lintas sektor,  waktu bongkar muat untuk BPOM ditetapkan maksimal 8 jam. Roy menegaskan, selama ini pihaknya bisa menuntaskan proses tersebut selama 7,7 jam atau lebih cepat dari batas maksimum. Lebih lanjut, proses tersebut bisa lebih singkat jika sistem pembayaran importir dari awal menggunakan sistem pembayaran elektronik (e-payment).

"BPOM targetnya  delapan jam jadi itu kita sudah sepakat ya kemampuannya dan BPOM dibawah itu 7,7 jam. Silakan menilai sendirilah. Karena yang daftar banyak sistemnya yang harus diubah. Dalam hal ini akan terus kami perbaiki sistemnya contohnya dengan electronic payment. Jadi prosesnya lama bukan hanya evaluasi dan itu bisa dipersingkat kalau pembayarannya melalui e-payment. Kita akan minta perubahan itu."

Beberapa hari lalu, Presiden Joko Widodo geram dengan kinerja di Pelabuhan Tanjung Priok. Dia menyatakan waktu sandar kapal dan proses bongkar muat (dwelling time) terlalu lambat. Berkali-kali Jokowi menanyakan instansi yang menyebabkan lamanya antrean itu. Namun dia tak mendapat jawaban yang memuaskan. Bahkan kabarnya Presiden Joko Widodo sudah mengantongi sejumlah nama yang dianggap bertanggung jawab atas lamanya proses   ini. 


Editor: Rony Sitanggang

  • Pelabuhan
  • peti kemas
  • import
  • ekspor
  • BPOM
  • aturan
  • Sistem
  • perdagangan
  • Kepala BPOM Roy Sparingga

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!