NASIONAL

Ajakan Perang Melawan Pluralisme Tak Berdampak Luas

Ajakan Perang Melawan Pluralisme Tak Berdampak Luas

Pernyataan perang melawan pluralisme yang disampaikan Panglima Laskar Jihad Ja'far Umar Thalib di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Minggu (8/6), diyakini tak akan berdampak luas. 

Kata Direktur Freedom Institute, Luthfi Assyaukanie, yang mengkampanyekan itu adalah orang yang secara luas kurang bisa diterima sebagian besar masyarakat Indonesia. Lain halnya jika yang melakukan adalah kalangan muslim moderat. 

“Kalau kelompok moderat yang ngomong itu mungkin punya dampak yang luas. Misalnya, ketua Muhammadiyah atau NU. Itu mungkin akan berdampak. Tapi ini yang mengkampanyekan adalah orang yang sejak lama diasosiasikan dengan radikalisme yang secara umum tidak bisa diterima oleh kaum muslim moderat,” papar Luthfi. 

Menurutnya, Ja'far Umar Thalib  hanya memanfaatkan momen pilpres. Target yang dibidik adalah kalangan muslim yang jumlah tak terlalu banyak. Dia yakin sebagian besar umat Islam di Indonesia tidak ada masalah dengan pluralisme. 

Panglima Laskar Jihad Ja'far Umar Thalib mengatakan dirinya siap berperang melawan pluralisme karena menurut dia, Islam tidak mengenal paham tersebut. 

Dia menambahkan, salah satu risiko berperang melawan pluralisme adalah ditangkap polisi. Tapi menurut dia, itu adalah resiko biasa dalam berperang. Ditambah lagi, Ja’far Umar Thalib mengaku tidak takut dengan aparat keamanan. 

  • pluralisme
  • intoleransi
  • indonesia
  • Toleransi
  • petatoleransi_06DKI Jakarta_biru

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!