NASIONAL

Ahmadiyah soal Menag Baru: Semoga Tidak Seperti Surya Dharma Ali

"Berharap Menteri Agama yang baru mengayomi semua agama."

Sindu Darmawan

Ahmadiyah soal Menag Baru: Semoga Tidak Seperti Surya Dharma Ali
Menteri Agama, ahmadiyah

KBR, Jakarta – Jemaah Ahmadiyah di pengungsian Transito berharap Menteri Agama yang baru, Lukman Hakim Saifuddin, mampu menuntaskan kasus intoleransi yang menimpa mereka.

Jemaah Ahmadiyah di Nusa Tenggara Barat ini sudah tinggal di pengungsian sejak delapan tahun silam. Mereka dipaksa mengungsi dari desa mereka setelah sebelumnya mengalami intimidasi dan kekerasan, yang berujung dengan pengusiran paksa. 

Koordinator pengungsi Sahiddin mengaku belum banyak tahu sosok pengganti Suryadharma Ali tersebut. Namun ia berharap, Menag yang baru bisa mengembalikan 100-an pengungsi Ahmadiyah di Transito kembali ke kampung halaman mereka. 

"Sebelum pemilihan presiden atau sebelum di antara dua orang itu jadi Presiden, kami ingin bisa keluar dari pengungsian ini,” jelas Sahiddin, Selasa (10/6). 

Sahiddin juga berharap Menag yang baru bisa mengayomi seluruh agama dan keyakinan yang ada di tanah air. 

“Saya belum tahu profil pak Lukman Hakim. Ya mudah-mudahan tidak seperti Pak Suryadharma Ali. Mudah-mudahan Pak Lukman Hakim ini betul-betul berpegang pada Undang-Undang dan Pancasila dan bisa mengayomi seluruh agama yang ada di Indonesia ini.”

Kemarin, Presiden SBY melantik Lukman Hakim Saifuddin sebagai Menteri Agama. Lukman menggantikan Surya Dharma Ali yang mundur karena terjerat kasus korupsi dana haji 2012-2013 di Kementerian Agama. Sebelumnya Lukman adalah Wakil Ketua MPR. Ia juga merupakan putra bekas Menteri Agama terdahulu Saifuddin Zuhri.

Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • Menteri Agama
  • ahmadiyah
  • Toleransi
  • petatoleransi_22Nusa Tenggara Barat_merah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!