NASIONAL

Wapres Dorong Strategi Pemanfaatan Bonus Demografi

" Jika bonus demografi ini tidak dimaksimalkan, dapat berisiko menjadi bencana dengan peningkatan jumlah pengangguran."

Astri Septiani

peserta seleksi
Peserta antre masuk kelas untuk mengikuti Ujian seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri di Depok, Jawa Barat, Senin (8/5/23) (FOTO: ANTARA/Yulius Satria)

KBR, Jakarta - Wakil Presiden Maruf Amin mendorong perencanaan strategi yang optimal untuk memanfaatkan bonus demografi. Maruf mengingatkan, jika bonus demografi ini tidak dimaksimalkan, dapat berisiko menjadi bencana dengan peningkatan jumlah pengangguran.

"Salah satu pekerjaan rumah yang mesti kita selesaikan adalah mengurangi kesenjangan kualitas sumber daya manusia. Oleh sebab itu, kita perlu bahu-membahu untuk mewujudkan pembangunan yang merata di seluruh negeri, utamanya di pedesaan," kata dia saat pembukaan alumni connect PPI dunia, Jumat (26/05/23).

Baca juga:

Wakil Presiden Maruf Amin mendorong peningkatan penguasaan teknologi untuk memaksimalkan bonus demografi ini. Karenanyam ia meminta agar lebih banyak talenta-talenta muda yang menguasai teknologi digital.

Indonesia diperkirakan akan menikmati bonus demografi pada 2030 hingga 2040. Ketika itu, jumlah penduduk usia produktif mencapai 180 juta jiwa, atau dua per tiga dari total penduduk.

Baca juga:

Salah satu tantangan dalam memaksimalkan manfaat bonus demografi yaitu minimnya sumber daya manusia yang unggul. Ma'ruf Amin mengatakan, jumlah Warga Negara Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi masih sangat rendah.

Berdasarkan data Dukcapil Kementerian Dalam Negeri tahun 2022, sambungnya, dari 275 juta penduduk Indonesia, hanya sekitar 0,02% warga yang berpendidikan S3.

“Sedangkan yang berpendidikan S2 ada sekitar 0,3%, dan tidak sampai 5% warga negara yang berpendidikan S1. Jadi total hanya 6% orang Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi,” pungkasnya.

Editor: Muthia Kusuma Wardani

  • Bonus Demografi
  • pengangguran
  • Sumber Daya Manusia
  • pendidikan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!