KBR, Jakarta- Peternak ayam petelur berharap pemerintah dapat membantu menurunkan biaya logistik distribusi untuk menekan harga telur yang melambung. Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Kendal, Jawa Tengah Suwardi menyebut hal tersebut nantinya dapat menurunkan harga telur di tingkat konsumen, serta bantuan distribusi ke daerah yg kurang suplai karena ongkos kirim yang mahal.
"Untuk biaya logistik distribusi bisa dibantu oleh pemerintah, sehingga nanti keseimbangan, stabilisasi harga akan tercapai di semua daerah dengan dengan kewajaran yang baru. Untuk SPHP bahan baku pakan yang di situ menempati 70 persen dari biaya ongkos produksi telur," ujar Suwardi kepada KBR, Selasa (23/5/2023).
Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Kendal, Jawa Tengah (Jateng) Suwardi mengatakan mahalnya biaya pakan disebabkan oleh bahan baku pakan yang menempati 70 persen dari biaya ongkos produksi telur.
Baca juga:
- IKAPPI: Kenaikan Harga Telur Tidak Wajar
- Pinsar: Harga Telur Ayam Akan Segera Turun
Dengan demikian Suwardi menyebut kenaikan telur terjadi merata di semua daerah di Indonesia yang disebabkan peternak yang melakukan afkir (serapan) setelah lebaran. Kata dia, mulai minggu ini harga telur sudah terkoreksi turun seiring dengan ayam muda yang mulai bertelur lagi.
Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga telur ayam hari ini, Rabu (3/5) masih menunjukkan kenaikan, Tercatat harga telur ayam ras Rp31.030 naik Rp380 dari harga sebelumnya.
Sebelumnya Satgas Pangan Polri menyampaikan dari hasil monitoring harga penjualan telur ayam ras tertinggi ada di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan dengan harga Rp115 ribu per kilogram dan wilayah Kota Tual, Maluku Utara seharga Rp60 ribu per kilogram.
Editor: Rony Sitanggang