NASIONAL

Satgas Pangan Beberkan Sebab Harga Telur Naik

""Diakibatkan kelangkaan BBM di beberapa daerah karena terjadi penyimpangan distribusi""

Ardhi Ridwansyah

Harga telur naik
Harga telur naik, pedagang di Pasar Induk Rau Kota Serang, Banten, Rabu (17/05/23). (Antara/Asep Fathulrahman)

KBR, Jakarta- Satgas Pangan Polri membeberkan sejumlah alasan naiknya harga telur ayam rasa. Tercatat harga rata-rata nasional saat ini senilai Rp31.600 per kilogram dari sebelumnya seharga Rp27 ribu per kilogram.

Wakil Satgas Pangan Polri Helfi Assegaf mengatakan harga telur ayam ras naik salah satunya karena harga jagung dan bekatul yang merupakan bahan utama pakan ayam juga mengalami kenaikan. Harga pakan naik dari Rp7.300 sampai dengan Rp7.500.

“Kemudian yang kedua, rantai distribusi yang cukup panjang lalu transportasi yang cukup mahal yang diakibatkan kelangkaan BBM di beberapa daerah karena terjadi penyimpangan distribusi BBM,” kata Helfi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah bersama Kementerian Dalam Negeri, Senin (22/5/2023).

Lanjutnya, penyebab harga telur ayam ras meningkat karena kebutuhan yang terus meningkat lantaran program pencegahan stunting atau tengkes untuk 1,45 juta kelompok penerima manfaat.

Baca juga:

- IKAPPI: Kenaikan Harga Telur Tidak Wajar

- Pinsar: Harga Telur Ayam Akan Segera Turun

Wakil Satgas Pangan Polri Helfi Assegaf  mengatakan, hasil monitoring Satgas Pangan Daerah, harga penjualan telur ayam ras tertinggi ada di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan dengan harga Rp115 ribu per kilogram dan wilayah Kota Tual, Ambon seharga Rp60 ribu per kilogram.

“Mahalnya harga ayam di daerah itu karena transportasi udara sangat terbatas serta pengaruh cuaca sangat tinggi,” ucap Helfi.

Editor: Rony Sitanggang

  • telur ayam
  • Satgas Pangan Polri

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!