NASIONAL

Pengamat Kepolisian: Polisi RW Rawan untuk Mata-matai Warga Jelang Pemilu

""Ini polisi juga bisa masuk ke ranah politik dengan memata-matai warga tiap RW. Karena kemarin juga disampaikan bahwa polisi RW ini juga salah satu programnya masuk ke grup-grup RW.""

polisi RW
Peluncuran Polisi RW di Polres Jakarta Selatan, Selasa (2/3/2021). (Foto: ANTARA/Dewa Wiguna)

KBR, Jakarta - Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai, program Polisi Rukun Warga atau Polisi RW sebagai bentuk kegagalan Polri dalam membangun partisipasi masyarakat di bidang keamanan.

Bambang mengatakan wacana pengembangan program Polisi RW secara nasional yang digaungkan oleh Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri Fadil Imran menunjukkan kegagalan program community of policing atau pemolisian masyarakat.

"Padahal amanat dari founding father kita kan membangun sistem pertahanan keamanan rakyat semesta. Kalau di bidang keamanan adalah dengan membangun sistem keamanan rakyat semesta, dengan membangun partisipasi masyarakat. Dengan munculnya polisi RW ini, polisi masuk lebih dalam di tengah masyarakat. Artinya masyarakat selama ini partisipasinya tidak terbangun, sehingga mereka harus turun tangan. Semua-semua harus ditangani oleh kawan-kawan kepolisian," kata Bambang ketika dihubungi KBR, Senin (22/5/2023).

Baca juga:


Bambang juga menyoroti program Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), satu desa satu Bhabinkamtibmas yang sampai saat ini baru berjalan 46,4 persen.

Menurut Bambang, wacana program Polisi RW yang akan dijadikan program nasional sangat tidak realistis.

"Kalau sekarang ini lebih diperluas, lebih masuk ke dalam menjadi polisi RW, sampai seberapa kemampuan polisi untuk menjangkau RW-RW itu kalau itu menjadi program nasional? Sementara yang Bhabinkamtibmas satu desa satu polisi aja belum terpenuhi. Makanya yang disampaikan Kabaharkam terkait dengan itu akan dijadikan program nasional, itu lebih pada pernyataan yang bombastis dan tidak realistis," imbuhnya.

Bambang juga curiga, program ini akan menjadi alat politik, jelang Pemilu 2024.

"Mengapa program ini dicetuskan, salah satunya saya skeptis karena ini sudah menjelang pemilu. Ini polisi juga bisa masuk ke ranah politik dengan memata-matai warga tiap RW. Karena kemarin juga disampaikan bahwa polisi RW ini juga salah satu programnya masuk ke grup-grup RW," kata Bambang.

Editor: Agus Luqman

  • Polisi RW
  • Polri
  • keamanan rakyat
  • ISESS

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!