NASIONAL

Ini Penyebab Masih Banyak Guru Honorer

"Pemerintah mencatat ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab masih banyaknya guru berstatus honorer."

Guru honorer

KBR, Jakarta- Pemerintah mencatat ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab masih banyaknya guru berstatus honorer. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim merinci, alasannya yaitu banyak guru yang pindah, berhenti, pensiun maupun meninggal dunia, namun pihak sekolah tidak langsung mendapat guru pengganti.

Kata Nadiem, pengisian kekosongan posisi guru kerap terkendala belum dibukanya perekrutan guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) secara terpusat.

“Permasalahan kedua, perekrutan ini dilakukan secara terpusat karena adanya kekhawatiran bahwa jumlah dan kompetensi guru itu tidak sesuai kebutuhan dan sebenarnya kalau kita sudah punya data dari setiap sekolah seharusnya yang mengerti kebutuhan rekrutmen itu harusnya kembali lagi ke pihak sekolah, mereka yang membutuhkan dan tentunya pemerintah pusat dan pemda bisa mengawasi berdasarkan jumlah murid dan jumlah kapasitas berapa sih guru yang dibutuhkan,” ucap Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi Pendidikan DPR, Rabu (24/5/2023).

Baca juga:

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menambahkan, perekrutan guru ASN terpusat juga mengakibatkan ketidaksesuaian dengan kebutuhan guru di daerah.

Selain itu, menurut Nadiem, pemerintah daerah tidak mengajukan formasi guru ASN sesuai kebutuhan data dari pusat.

Baca juga:

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek, Nunuk Suryani mencatat, sebanyak 529.770 guru berstatus honorer di sekolah-sekolah negeri.

“Karena sekarang dengan seleksi tahun 2021, 2022 guru honorer di sekolah negeri sekarang jumlahnya 529 ribu. Masih tersisa 166 ribu yang belum mendapat penempatan atau tinggal menumpuk di beberapa sekolah,” ucap Nunuk dalam rapat yang sama.

Editor: Muthia Kusuma Wardani

  • honorer
  • guru honorer
  • ASN
  • Mendikbudristek
  • Nadiem Makarim

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!