NASIONAL

Dugaan Serangan Siber Perbankan, Berikut Kiat buat Nasabah Hindari Risiko

"Tip Hindari Risiko Peretasan Keuangan Digital"

Podcast Whats Trending

KBR, Jakarta- Beberapa waktu belakangan, nasabah dari Bank Syariah Indonesia (BSI) kesulitan melakukan transaksi. Baik penggunaan mobile banking, hingga kesulitan mengambil uang.

Mulanya pihak bank mengaku ada gangguan atau maintenance system. Tapi belakangan, muncul dugaan adanya kebocoran data. Meski ada dugaan kebocoran data, Kadivhumas Polri Sandi Nugroho menyatakan belum adanya laporan dugaan tindak pidana pembobolan data perbankan.

"Pihak kepolisian belum menerima laporan khusus tersebut, nantinya bilamana ada akan kami sampaikan. Tugas kepolisian punya tanggung jawab pidana, namun perbuatan yang dilakukan penyidik berdasarkan laporan polisi, tentunya Siber sudah mengumpulkan data data," ujar Sandi Nugroho (17/5/23)

Baca juga:

Bokek Bikin Stres?

Kala Ngonten Berujung Pelaporan Dugaan Penistaan Agama

Cek Fakta: Video dengan Narasi Ilmuwan Tiongkok Berhasil Kloning Naga?

Polri mengklaim mulai mengusut kasus dugaan serangan siber terhadap Bank Syariah Indonesia (BSI). Penyelidikan dilakukan Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri. Karo Penmas Divisi Humas Polri Ahmad Ramadhan mengatakan, penyelidikan dilakukan Korps Bhayangkara akan bekerja sama dengan Badan Siber Sandi Negara (BSSN).

“Team Siber Bareskrim Polri telah turun bersama Stakeholder lainnya dibawah kendali dan koordinasi dengan BSSN. Untuk melakukan langkah-langkah mitigasi sesuai tugas pokok masing-masing, membantu pemulihan sekaligus memulai proses penyelidikan,” kata Ramadhan dalam keterangannya di Ruang Konferensi Pers, Gedung Divisi Humas Polri (19/5/2023).

Sebelumnya, layanan perbankan BSI mengalami gangguan pada Senin, 8 Mei 2023. Diduga, layanan BSI mendapat serangan ransomware LockBit 3.0. Soal ini, Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo dalam siaran pers 16 Mei 2023, mengklaim bahwa data dan dana nasabah aman. Kata dia pihaknya juga akan bekerjasama dengan otoritas terkait dengan isu kebocoran data.

Terus Nasabah Bisa Apa?

Direktur Eksekutif SSI (Siber Sehat Indonesia), Ibnu Dwi Cahyo menilai, nasabah tak bisa berbuat banyak jika ada serangan siber yang ditujukan kepada bank. Tapi, kepada Podcast What's Trending, Ibnu mengatakan bahwa nasabah juga memiliki peran menjaga keamanan digital. Masyarakat diminta berhati-hati dengan penggunaan wireless fidelity (Wi-Fi).

"Kita nggak boleh pakai Wi-Fi gratisan di cafe-cafe ya, yang admin itu nggak jelas siapa, kita nggak kenal ya. Kalau di kantor bolehlah ya, kalau di kantor ada apa-apa, kita kan tahu adminnya siapa, orangnya siapa. Tapi kalau kita ke cafe, terus minta-minta WiFi gratis. Itu meningkatkan risiko. Kita internet banking bisa terekspos, kita masuk ke media sosial, email kita juga bisa berekspos. Jadi hal-hal sepele seperti ini, memang harusnya itu masuk ke kurikulum pendidikan kita di sekolah," pungkasnya

Nasabah juga disarankan tidak menggunakan handphone yang biasa dipakai mobile banking untuk mengakses situs-situs film ilegal atau film porno. Selain itu, nasabah disarankan tidak memberikan OTP dalam bentuk apapun kepada orang lain.

Lebih lanjut soal ini, bisa kalian simak di podcast What's Trending di link berikut ini:

Editor: Wydia Angga 

  • BSI
  • Kebocoran data
  • Keamanan bagi nasabah Bank
  • BANK BSI
  • Peretasan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!