NASIONAL

Ancam Tembak Pilot Susi Air, Kelompok Bersenjata Gunakan Operasi Psikologis

"Kelompok bersenjata di Papua mengancam menembak mati pilot maskapai Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Ancaman itu muncul melalui video yang beredar di media belum lama ini."

Ancam Tembak Pilot Susi Air, Kelompok Bersenjata Gunakan Operasi Psikologis

KBR, Jakarta- Kelompok bersenjata di Papua mengancam menembak mati pilot maskapai Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Ancaman itu muncul melalui video yang beredar di media belum lama ini.

Salah seorang anggota kelompok penyandera Pilips menyebut pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu bakal ditembak mati jika dalam waktu dua bulan pemerintah Indonesia tidak mau bernegosiasi soal kemerdekaan Papua.

“Itu sudah. Sudah, pilot sudah mengaku diri. Jadi dari negara, dari negara Indonesia itu untuk mengaku. Karena Pak Pilot sudah bicara, karena kami kasih waktu dua bulan. Kami kasih waktu dua bulan. Itu untuk pilot itu. Kalau dua bulan kalau dari negara, terus kalau Indonesia tidak mengaku (Papua Merdeka-red), berarti kami akan tembak pilot,” ujar salah seorang penyandera berdasarkan sumber video yang beredar dan dikutip KBR pada Minggu, 28 Mei 2023.

Di video yang sama, pilot Susi Air Philips Mark Mehrtens juga tampak menyampaikan pernyataan singkat. Terutama soal ancaman penembakan dirinya. Philips disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari, usai mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro, Nduga, Papua.

Pelibatan Para Tokoh

Ancaman kelompok bersenjata di Papua itu muncul tak lama setelah Wakil Presiden Maruf Amin menyebut operasi penyelamatan pilot Susi Air membutuhkan waktu agak lama. Maruf Amin mengatakan upaya pembebasan memerlukan perhitungan matang demi keselamatan nyawa sang pilot.

"Ya, operasi yang dilakukan tentu kita harus memperhitungkan jangan sampai terjadi korban, bagaimana (sandera) selamat, jadi tidak sistem dihabisi, dibumi hangus, itu nanti,mungkin kalau seperti itu mudah saja, tetapi bagaimana operasi itu dilakukan, selamat, bisa diselamatkan tapi tidak menimbulkan banyak korban. Itu saya kira membutuhkan waktu yang agak lama," kata wapres saat Keterangan Pers Wakil Presiden usai Menghadiri Acara Anugerah Adinata Syariah 2023 di Jakarta, Jumat, (26/5/2023).

Wakil Presiden Maruf Amin menambahkan, pemerintah beserta aparat keamanan telah berkomunikasi dengan para tokoh gereja, tokoh masyarakat dan tokoh adat, untuk turut membantu upaya pembebasan pilot Susi Air.

Strategi TNI

Sementara itu, Panglima Kodam 17 Cenderawasih, Izak Pangemanan mengatakan tidak akan menggunakan strategi pembebasan yang bisa mengakibatkan jatuhnya korban. Namun, ia menegaskan penegakan hukum terhadap kelompok bersenjata juga pasti akan terus dilakukan.

"Penanganan pilot Susi Air sedang berjalan, kita tidak menghendaki ada pertumpahan darah, karena satu tetes itu akan membakar permasalahan yang sangat banyak. Sehingga kita akan tetap mengedepankan komunikasi yang baik. Pembebasan pilot tentunya akan terus kita upayakan," ujar Mayjen TNI Izak, Jumat, (26/5/2023).

Di sisi lain, juru bicara Polda Papua Ignatius Benny Ady Prabowo mengeklaim, masih menyelidiki video ancaman penembakan terhadap pilot Susi Air oleh kelompok bersenjata. Polda Papua bersama TNI juga masih mengupayakan negosiasi dengan kelompok tersebut.

Dukungan Komisi Pertahanan DPR

Ancaman penembakan terhadap pilot Susi Air juga direspons Anggota Komisi Pertahanan DPR, Dave Akbarshah Fikarno Laksono. Menurut Dave, pemerintah tidak gentar menghadapi pesan ancaman dari kelompok bersenjata di Papua. Pemerintah juga tidak boleh kalah menghadapi kelompok separatis.

“Sekarang tinggal pemerintah selain memberikan dukungan anggaran untuk mempersenjatai dan memperkuat persenjataan kita juga harus menggalang dukungan dunia internasional dan terus aktif bergerak di berbagai forum untuk membuktikan bahwa OPM (Organisasi Papua Merdeka) ini kelompok separatis yang jelas-jelas tidak memilik rasa perikemanusiaan. Mereka merenggut kemerdekaannya pilot merenggut nyawa prajurit maupun warga sipil,” ucap Dave, Minggu, (28/5/2023).

Anggota Komisi bidang Pertahanan di DPR, Dave Akbarshah Fikarno Laksono meyakini pemerintah bisa mengalahkan kelompok bersenjata di Papua. Sebab, TNI dan Polri jauh lebih unggul dari segi persenjataan maupun jumlah personel.

Operasi Psikologis

Berdasarkan analisis pengamat militer Khairul Fahmi, video ancaman penembakan pilot Susi Air hanya bagian dari operasi psikologis yang dilancarkan kelompok bersenjata di Papua.

Menurutnya, ancaman penembakan itu juga bisa menjadi taktik kelompok bersenjata di Papua menggerakkan publik, agar lebih menekan pemerintah Indonesia dalam membebaskan Philips Mark Mehrtens.

"Video itu juga bisa merupakan reaksi psikologis yang hadir sebagai dampak dari operasi psikologis dilakukan oleh pemerintah. Artinya rangkaian operasi yang dilakukan oleh pemerintah baik yang dilakukan secara senyap, yang dipropagandakan, ditambah dengan narasi-narasi persuasif yang dilakukan sudah berhasil menghadirkan persepsi ketidakpastian berlarut dan menghabiskan kesabaran yang direaksi dengan peningkatan ancaman," kata Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES), Khairul Fahmi kepada KBR, Minggu, (28/5/2023).

Pengamat militer Khairul Fahmi menambahkan, munculnya ancaman penembakan pilot Susi Air oleh kelompok bersenjata, bukan berarti kegagalan pemerintah dalam mengupayakan pembebasan sandera secara persuasif.

Fahmi yakin, pemerintah juga melakukan upaya tegas, bertahap dan terukur, termasuk perang psikologis dengan KKB di Papua.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • Papua
  • Pilot Susi Air
  • Philips Mark Mehrtens
  • Kelompok Bersenjata Papua

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!