KBR, Jakarta- Sekjen DPP Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Rochadi Tawaf mengatakan, pemerintah harus mengambil beberapa strategi untuk mengatasi semakin meluasnya penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Rochadi mengatakan, penyebaran dampak PMK umumnya melalui lalu lintas ternak dari wilayah berpenyakit ke wilayah tidak berpenyakit, ataupun dari daerah tidak berpenyakit yang melalui kawasan-kawasan berpenyakit.
Ia meminta ada upaya optimal untuk mengendalikan lalu lintas ternak.
"Dengan pengetatan, pemberian surat jalan, yang keduanya adalah aktivasi kontrol cek poin di masing-masing antarprovinsi. Contoh cek poin ini ada di luar jalan tol, itu yang menjadi masalah besar kita. Sehingga kita mengharapkan dinas perhubungan maupun kepolisian menggiring perjalanan ternak ini ke tempat adanya kontrol cek poin itu. Nah ini kan sangat sulit, pasti mereka ikut jalan tikus akhirnya akan terjadi persoalan-persoalan tersendiri," kata Rochadi kepada KBR, Minggu (29/5/2022).
Baca juga:
Jokowi: Segera Atasi Penyakit Kuku dan Mulut Hewan Ternak
Ribuan Ternak Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku Ini Antisipasi Pemerintah
Rochadi mengatakan, pengawasan dan pengontrolan cek poin lalu lintas ternak juga harus diikuti dengan efektivitas satgas di masing-masing daerah. Kata dia, satgas tidak hanya tingkat nasional dan provinsi, tetapi harus sampai tingkat kabupaten/kota hingga kecamatan-kecamatan untuk mencegak dampak PMK.
"Sehingga apabila keluar surat izin nomor sekian dengan sistem digital kan sudah terpantau semua. Terus truknya atau pengangkutnya juga akan terpantau semua, diberikan identifikasi sistem digital oleh dinas setempat, sehingga mobilitasnya akan terkontrol," imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian menyebut, saat ini ada 17 provinsi yang sudah terjngkit wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Hingga 24 Mei , tercatat lebih dari 27 ribu ekor sapi dan kerbau yang sakit karena PMK.
Editor: Rony Sitanggang