BERITA

Malaysia 'Lockdown', Epidemiolog: Situasi Covid-19 Indonesia Jauh Lebih Serius

""Secara garis besarnya adalah situasi Indonesia jauh lebih serius dari Malaysia sebetulnya dan jauh lebih memprihatinkan. "

Wahyu Setiawan

Malaysia 'Lockdown', Epidemiolog: Situasi Covid-19 Indonesia Jauh Lebih Serius
ilustrasi covid-19

KBR, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut situasi pandemi Covid-19 di Indonesia jauh lebih serius dari Malaysia.

Menurut Dicky, seriusnya kondisi Indonesia salah satunya ditandai dengan angka positivity rate yang lebih tinggi dari Malaysia yang telah menerapkan pnguncian wilayah, atau lockdown.

Mulai 1 Juni besok, Malaysia memutuskan menerapkan lockdown selama 14 hari.

"Secara garis besarnya adalah situasi Indonesia jauh lebih serius dari Malaysia sebetulnya dan jauh lebih memprihatinkan. Karena secara data, pertama kita harus ketahui bahwa yang paling utama ketika bicara saat ini Malaysia mengambil langkah lockdown di tengah test positivity rate mereka yang sekitar 6 persenan itu, tentu jauh lebih baik dari Indonesia yang rata-rata ya 10 persen. Saat ini walaupun sudah mendekati 10 persen ya," kata Dicky melalui keterangan video yang diterima KBR, kemarin.

Dicky Budiman menambahkan, tingginya angka positivity rate itu juga diperparah dengan tingkat kematian Indonesia yang masih tinggi dibanding Malaysia.

Kata Dicky, rata-rata angka kematian Indonesia masih dua kali lipat lebih besar dibanding Malaysia.

"Malaysia masih di bawah 1 persen. Kita 2,6 hingga 2,7 persen kurang lebih, dan itu pun di atas rata-rata angka kematian global saat ini," jelasnya.

Ditambah lagi, kata dia, kapasitas tes di Malaysia lebih tinggi dari Indonesia. Tes covid-19 di Malaysia tiga kali lebih banyak dibanding Indonesia per 1.000 orang penduduk.

"Indonesia rata2 di bawah 1, rata-rata di setengah orang, 0,5 per 1.000 orang per minggu. Sedangkan Malaysia rata-rata 3,5," sebutnya.

Dicky meminta pemerintah Indonesia belajar dari penanganan pandemi di Malaysia.

Ia juga mengingatkan pemerintah menyiapkan skenario Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengantisipasi skenario terburuk.

"Kita tidak mesti melakukan lockdown. Tetapi konsistensi dari program-program itu harus dilakukan. Tentu sambil menyiapkan opsi PSBB yang jadi satu penguat ketika situasi sangat buruk," pungkasnya.


Editor: Kurniati Syahdan

  • lockdown
  • penguncian wilayah
  • Covid-19
  • epidemiolog
  • griffith university australia
  • posiivity rate
  • malaysia
  • indonesia

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!