BERITA

Romahurmuziy Akui Mengidap Penyakit yang Sering Kambuh

Romahurmuziy Akui Mengidap Penyakit yang Sering Kambuh

KBR, Jakarta - Bekas Ketua Umum PPP, Romahurmuziy, membeberkan kondisi kesahatannya, setelah dua kali dibantarkan atau ditangguhkan masa penahanannya selama menjalani perawatan medis di RS Polri RS Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. 

Kata Rommy, sapaan akrabnya, dirinya mengidap penyakit yang sewaktu-waktu dapat kambuh. Namun, ia enggan menjelaskan tentang penyakit yang dideritanya itu. Rommy justru hanya meminta doa, bagi kesembuhan dirinya.

"Minumnya yang saya minta, karena beberapa teman-teman bergiliran diare, di sana (Rutan KPK-red). Jadi kita minta mesin dispenser-nya sejak didirikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum dikuras. Jadi kita minta supaya dikuras atau digantilah dispenser-nya," pinta Rommy, di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, (25/5/2019).

Kerap Mengeluh Sakit

Sebelumnya, Rommy - tersangka penerima suap jual beli jabatan di Kementerian Agama - kerapkali mengeluh sakit, saat dipanggil oleh penyidik KPK untuk pemeriksaan perkaranya. Sebagai catatan, ia telah menjalani dua kali pembantaran ke RS Polri RS Soekanto, yaitu pada akhir April 2019, dan 13 Mei 2019.

Rommy, pada Jumat (24/5/2019) ini  diperiksa sebagai tersangka, terkait suap jual beli jabatan di Kementerian Agama. Kepada media termasuk KBR, ia enggan menanggapi materi perkara korupsi yang melibatkan dirinya. Ia juga menyatakan belum memikirkan, untuk mengajukan diri sebagai justice collaborator

Selain Rommy, dalam perkara ini KPK juga telah menetapkan dua orang tersangka lainnya yang berperan sebagai pemberi suap kepada Rommy. Yaitu, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jatim, Haris Hassanudin, dan Kepala Kantor Kemenag Gresik, Muhammad Muafaq Wirahadi. Keduanya akan menjalani sidang pendakwaan pada pekan depan.

Editor: Fadli Gaper 

  • Romahurmuziy
  • tersangka suap jual beli jabatan
  • Rommy
  • KPK
  • PPP

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!