BERITA

Perang Dagang AS vs Tiongkok, Menkeu: Indonesia Terkena Imbasnya

Perang Dagang AS vs Tiongkok, Menkeu: Indonesia Terkena Imbasnya
Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok (Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso)

KBR, Jakarta - Kementerian Keuangan memperkirakan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok akan berlangsung lama.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut saat ini dampak perang dagang tersebut terlihat, salah satunya dengan melambatnya perekonomian di Tongkok saat ini.

Sri Mulyani menyebut perang dagang itu juga mulai mempengaruhi stabilistas ekonomi negara lain.


"Sebetulnya yang harus kita waspadai adalah sinyal-sinyal bahwa situasi ini tidak akan reda dalam jangka pendek. Karena pola konfrontasinya itu head to head,” ujar Sri Mulyani, kepada wartawan, Rabu (15/5).


Sri Mulyani menambahkan, pemerintah Indonesia harus mewaspadai gejolak perdagangan impor dan ekspor yang tidak stabil. Ia mengatakan Indonesia tak bisa lagi mengandalkan ekspor untuk pertumbuhan ekonomi dan mentsabilkan harga.

Ekspor Menurun

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menuturkan, nilai ekspor April 2019 menurun hampir 11 persen.

"Dengan menggabungkan angka ekspor dan impor, bisa dilihat pada bulan April 2019 terjadi defisit sebesar 2,5 miliar dolar AS. Defisit itu berasal dari defisit migas 1,49 miliar dolar AS dan defisit nonmigas sebesar 1,01 miliar dolar AS," ucap Kepala BPS Suhariyanto saat Rilis di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu (15/5).


Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia, pada bulan April 2019 mengalami defisit 2,5 miliar dolar AS. Angka ini menjadi angka defisit tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Salah satu faktor penyumbang adalah menurunnya kinerja ekspor Indonesia seiring memanasnya perang dagang antara Amerika dan Tiongkok.

Editor: Ardhi Rosyadi

  • Ekonomi
  • Ekspor
  • Impor
  • Perang Dagang
  • Menteri Keuangan
  • BPS

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!