BERITA

Tidak Publikasi soal Eksekusi Mati, Luhut: Nanti Jadi Sinetron

Tidak Publikasi soal Eksekusi Mati, Luhut: Nanti Jadi Sinetron

KBR, Jakarta-  Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan enggan membuka ke publik waktu pelaksanaan eksekuti mati. Kata dia ini dilakukan agar tidak ada konflik. Ia belajar dari kasus eksekuti mati dua terpidana narkoba asal Australia, Andrew Chan dan Sukumaran.

"Jangan marah ya. Misalkan keluargamu, dihukum mati. Kamu ya diberitahu, gitu. Karena kalau enggak, nanti jadi sinetron. Kita tidak beri tahu media ya memang kita punya hak untuk selalu beritahu media?"kata dia di kantornya, Jumat(20/5/2016).

Eksekusi hukuman mati hanya akan diinfokan ke keluarga 3 hari sebelum pelaksanaan eksekusi. Luhut menolak memastikan kapan hukuman mati dilakukan. Ia merasa pengumuman rencana pelaksanaan hukuman mati justru membuat keributan. Terutama jika eksekusi dilakukan kepada warga negara asing. Ini, menurutnya, berpotensi mengganggu hubungan diplomasi Indonesia.

"Kita kan punya hukum positif di kita. Ya ini akan tetap kita jalankan."

(Baca juga: Eksekusi Mati Jilid III, Kejagung Sanggah 16 Nama yang Beredar ) 

Sebelumnya, 5 terpidana mati sudah dipindahkan ke penjara Nusakambangan awal Mei. Satu di antaranya adalah terpidana kasus narkoba, Fredy Budiman. Nama-nama lain yang juga dipindahkan adalah Suryanto, Agus Hadi, dan Pudjo Lestari yang sebelumnya ditempatkan di penjara Batam. Mereka bertiga dipidana untuk kasus perdagangan narkoba. 

Koalisi Masyarakat Sipil Anti Hukuman Mati mendesak Presiden Joko Widodo menghentikan eksekusi mati jilid III yang rencananya dilakukan dalam waktu dekat. Direktur Eksekutif Imparsial, Al Araf menyebut banyak alasan yang membuat eksekusi mati tidak bisa diterapkan di Indonesia. Antara lain kata dia, masih buruknya proses hukum di Indonesia mulai dari pusat hingga ke daerah. Hal itu ditandai dengan masih maraknya kasus mafia peradilan dan pratik korupsi.  

Baca juga: Presiden Jokowi Didesak Hentikan Eksekusi Mati Jilid III 


Editor: Malika

  • eksekusi mati jilid III
  • Luhut Panjaitan
  • luhut binsar pandjaitan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!