BERITA

Serapan Anggaran Rendah, Jokowi: Jangan Terjebak Rutinitas

Serapan Anggaran Rendah, Jokowi: Jangan Terjebak Rutinitas

KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo menegur kementerian dan lembaga yang dinilai lambat melakukan penyerapan anggaran kuartal satu tahun ini. Hal itu disampaikan Presiden Jokowi didepan seluruh menteri dan kepala lembaga negara. Kata dia, pertumbuhan ekonomi dikuartal satu tahun 2016 tidak mencapai target.

"Ini sudah saya ulang-ulang terus, yang bergerak itu hanya satu-dua-tiga kementerian, yang lainnya saya tidak tahu. Apakah lupa atau memang terjebak pada rutinitas yang ada."Kata Jokowi saat membuka rapat paripurna di Istana Negara, Selasa (10/5/2016). 

Jokowi melanjutkan, "Sekali lagi, kalau kita masih terjebak pada rutinitas yang mau tidak mau tiap hari kita jalani karena persoalannya banyak ya, kejadiannya kan begini terus. Berulang-ulang terus." 

Dia menegaskan agar seluruh jajaran menteri kabinet kerja gencar membelanjakan anggarannya terhadap program-program prioritas pemerintah. Kata dia, penyerapan anggaran belanja yang dimulai sedari awal tahun bisa menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi nasional baik di pusat maupun di daerah.

"Seperti yang sudah saya ingatkan pada bulan Desember, agar yang namanya belanja, pembelanjaan itu ditarik ke awal-awal tahun, di Januari dan Februari. Terutama yang berkaitan dengan belanja modal, belanja barang, tetapi prioritas di belanja modal. Kenapa? Ini akan mentrigger pertumbuhan ekonomi baik di pusat maupun daerah," ujarnya.

Pada kuartal pertama tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai angka 4,92 persen. "Di Kuartal -2 ini agar belanja modal, barang betul-betul segera dikeluarkan, dibelanjakan, direalisasikan. Semua Kementerian/Lembaga, semua, baik di Polri, TNI, Kejaksaan Agung, BIN. Semuanya," Tegasnya. 

Editor: Malika

  • Presiden Jokowi
  • Serapan Anggaran
  • serapan anggaran rendah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!