BERITA

Pengamat Terorisme Sayangkan Saling Klaim Penyelamatan Sandera Abu Sayyaf

"Aksi saling klaim itu nantinya menimbulkan kesan negara tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut"

Ade Irmansyah

Pengamat Terorisme Sayangkan Saling Klaim Penyelamatan Sandera Abu Sayyaf
Menlu Retno Marsudi bersama 10 ABK yang telah dibebaskan setelah disandera kelompok miltan Abu Sayaff akhir Maret lalu.

KBR, Jakarta- Pengamat Terorisme sekaligus Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai? menyayangkan aksi saling klaim sejumlah pihak atas pembebasan 10 anak buah kapal asal Indonesia yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. Pasalnya kata dia, pembebasan ke 10 orang tersebut merupakan hasil kerja diplomasi semua pihak dan bukan hanya satu kelompok tertentu.

"Saya kira keliru kalau mengklaim hanya aku (membebaskan), karena ini sinergi dari semua anggota tim," Ujarnya kepada wartawan di Kantor Presiden hari ini.

Dia khawatir aksi saling klaim itu nantinya menimbulkan kesan negara tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut.  "Yang pasti satu hal, kita harus apresiasi langkah presiden yang membuka semua jalur untuk bernegoisasi dan ternyata hasilnya sangat bagus. Itu adalah sinergi dari semua jalur. Sehingga WNI kita tidak terluka dan sehat-sehat semua dibebaskan. Kecuali yang 4," Ujarnya.

Dia juga meyakini bahwa negara tidak memenuhi permintaan penyadera dalam upaya penyelamatan ke 10 orang sandera tersebut. Sebab kata dia, Indonesia bisa dikenakan sanksi dari PBB yang tidak membenarkan langkah tersebut.

" Ini standar konvensi UN, no concession policy, no ransom pay policy. Konsesi itu misalnya penyandera meminta ditukar dengan teman mereka yang dipenjara. Itu tidak boleh.  Kemudian membayar ransom itu juga tidak boleh. Tapi hampir semua penyanderaan di dunia ini ada tebusan, tapi bukan negara. Tapi pihak keluarga, swasta atau manapun," Ujarnya.

Menurut dia, untuk 4 orang lagi yang masih tersandera juga bakal bernasib sama dengan yang sudah dibebaskan. Dia yakin pendekatan dan diplomasi yang dilakukan oleh kedua negara kepada penyadera cukup bagus dan efektif.

"Yang pasti satu hal, kita harus apresiasi langkah presiden yang membuka semua jalur untuk bernego dan ternyata hasilnya sangat bagus. Itu adalah sinergi dari semua jalur. Sehingga WNI kita tidak terluka dan sehat-sehat semua dibebaskan. Kecuali yang 4 orang," ujarnya. 

Kemarin, sepuluh ABK  telah dibebaskan setelah sejak akhir Maret lalu disandera kelompok militan Abu Sayyaf. Sebelumnya kelompok militan meminta tebusan 50 juta peso atau setara dengan Rp 14,3 miliar. Namun pemerintah menegaskan tidak membayarkan uang tebusan itu untuk membebaskan ke sepuluh ABK.

Editor: Malika

  • abu sayaff
  • wni disandera

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!