BERITA

Pemilihan Ketua Umum Golkar, Alot

"Banyak kubu memprotes aturan yang sudah ada dalam tata tertib acara"

Yulius Martony

Pemilihan Ketua Umum Golkar, Alot
Komite Etik Golkar saat mengumumkan puluhan aduan jelang Munaslub (Foto: Yulius Martony/KBR)

KBR, Bali- Interupsi masih mewarnai agenda besar Partai Golkar di Bali, yakni soal tata cara pemilihan calon ketua umum partai. Dua kubu berseberangan. Calon ketua umum partai Golkar Setya Novanto tak mempermasalahkan cara pemilihan, apakah dilakukan secara tertutup atau terbuka. Sementara tujuh calon lainnya meminta diadakan secara tertutup.

Perdebatan juga muncul soal raihan suara jumlah pemenang. Dalam tata tertib tertulis meraih 30 persen lebih suara, dipastikan akan terpilih menjadi pemenang. Butir tersebut mendapat penolakan dari sejumlah kubu. Mereka yang berseberangan meminta calon terpilih adalah yang mendapat 50 persen suara lebih. Jika belum memenuhi, pemilihan berlanjut pada putaran kedua.

Sebelumnya Komite Etik telah memperingatkan agar peserta yang mempuyai hak suara, untuk mematuhi aturan. Ketua komite etik partai Golkar, Fadel Muhammad mencontohkan dalam interupsi tetap menjaga tutur kata, tidak provokatif, tidak anarkis dan kepada pimpinan sidang bersikap adil dan demokratis.

"Sampai jam ini belum ada pemegang hak suara yang di cabut tapi banyak saya memberikan nasehat yang persuasif sudah ditemui dan ini masih baru," ujarnya, Senin (05/16).

Kata dia konsekuensi pelanggran terhadap kode etik akan dilakukan tanpa pandang bulu. "Komite etik sudah memberikan dua teguran keras kepada calon ketua umum, enam surat pernyataan dan 15 surat himbauan," tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan untuk isi surat dan ditujukan untuk siapa tidak disampaikan kepada publik. Kata dia total pengaduan yang masuk hingga saat ini sebanyak 23 aduan. Komite etik melakukan pengawasan dari rapat-rapat pleno, rapat komisi hingga proses pemilihan ketua umum.

Editor: Dimas Rizky

  • pemilihan ketua umum Golkar
  • partai golkar

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!