BERITA

Meski Naik, Ekspor Manufaktur Masih Lemah

"Kenaikan Ekspor terjadi pada produk CPO dan turunanannya serta alas kaki "

Meski Naik, Ekspor Manufaktur Masih Lemah
Ilustrasi. Buruh pabrik pembuatan alas kaki di PT.KMK Global Sport di pabrik kawasan industri Cikupa Mas, Banten. Foto: Antara

KBR, Jakarta– Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekspor manufaktur pada April 2016 mengalami kenaikan 2,38 persen dibanding Maret 2016. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, ekspor manufaktur mencapai USD 9,1865 miliar. Dia berujar, meski ekspor manufaktur mulai naik, nilai ekspor Indonesia secara keseluruhan masih lemah.

“Kenaikan ini kalau kita lihat, terutama yang paling mengalami kenaikan adalah CPO dan turunannya. CPO naik dari USD 1,98 miliar menjadi USD 2,05 miliar. Kemudian sepatu atau alas kaki, naik dari USD 390 juta menjadi USD 454 juta,” kata Sasmito di kantornya, Senin (16/04/16).

Sasmito mengatakan, selain minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan alas kaki, kenaikan ekspor juga terjadi pada komoditas karet yang meningkat dari USD 621 juta menjadi USD 712 juta. Ada pula barang-barang dari logam yang meningkat dari USD 100,6 juta menjadi USD 120 juta.

Apabila dilihat secara kumulatif, nilai total ekspor manufaktur sejak Januari hingga April 2016 sebesar USD 34,7 miliar. Nilai itu menurun 6,46 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar USD 37,07 miliar. Selain itu, BPS juga mencatat impor bahan baku Januari hingga April 2016 sebesar USD 31,64 miliar, atau turun 15,38 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD 37,39 miliar.

Sasmito mengatakan, pemerintah harus menyeimbangkan neraca perdagangan dengan cara mendorong nilai ekspor, bukan menekan nilai impor. Kata Sasmito, neraca perdagangan yang surplus bulan ini, karena nilai impor yang memang rendah. Padahal, kata dia, neraca perdagangan yang sehat adalah nilai impor yang tinggi, tetapi nilai ekspornya juga didorong lebih tinggi. Pasalnya, nilai impor itu menyangkut pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Baca juga: Neraca Perdagangan Indonesia Mulai Surplus

Sebelumnya BPS mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada April 2016 surplus USD 667,2 juta. Hal itu karena nilai ekspor yang lebih tingi dari nilai impor. Dari segi negara tujuan, Amerika Serikat adalah negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai USD 4,97 miliar atau 12,22 persen dari keseluruhan ekspor.

Editor: Malika

  • ekspor CPO
  • BPS
  • ekspor
  • neraca perdagangan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!